Suara.com - Sebuah penelitian eksperimental yang melibatkan sel punca (stem cell) dari tali pusar, dapat secara signifikan mengurangi kematian dan mempercepat waktu pemulihan untuk pasien parah Covid-19.
Peneliti asal Amerika Serikat (AS) melaporkan, tingkat kelangsungan hidup 91 persen pada pasien yang sakit parah yang diberi infus sel induk, dibandingkan dengan 42 persen pada kelompok kedua yang tidak menerima pengobatan.
Studi dilakukan oleh para ilmuwan di Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller, menemukan 100 persen pasien berusia di bawah 85 tahun masih hidup sebulan setelah perawatan dengan sel induk pusar mesenchymal.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Stem Cells Translational Medicine itu, melibatkan 24 pasien di University of Miami Tower atau Jackson Memorial Hospital. Masing-masing menerima dua infus yang diberikan beberapa hari terpisah dari sel induk mesenkim atau plasebo.
Baca Juga: Kasus Naik, Gedung LPMP Pangkalpinang Jadi Tempat Karantina Pasien Covid-19
"Itu adalah studi double-blind. Dokter dan pasien tidak tahu apa yang diinfuskan," kata Dr Camillo Ricordi, direktur Diabetes Research Institute (DRI) dan Pusat Transplantasi Sel di Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller, dilansir laman Independent, Rabu (6/1/2021).
Menurutnya, dua infus dari 100 juta sel punca diberikan dalam tiga hari, dengan total 200 juta sel di setiap subjek dalam kelompok perlakuan.
“Tali pusar mengandung sel induk nenek moyang atau sel induk mesenkim, yang dapat diperluas dan memberikan dosis terapeutik untuk lebih dari 10.000 pasien dari satu tali pusat. Ini adalah sumber unik sel yang sedang diselidiki untuk kemungkinan penggunaannya dalam aplikasi terapi sel, kapan pun Anda harus memodulasi respons imun atau respons inflamasi," jelas dia.
Giacomo Lanzoni, penulis utama makalah dan asisten profesor riset di Diabetes Research Institute, mengatakan temuan itu sangat penting tidak hanya untuk Covid-19, tetapi juga untuk penyakit lain yang ditandai dengan respons imun yang menyimpang dan hiperinflamasi, seperti diabetes tipe 1 autoimun.
"Jika kita dapat menginfus sel-sel ini pada permulaan diabetes tipe 1, kita mungkin dapat memblokir perkembangan autoimunitas pada subjek yang baru didiagnosis, dan perkembangan komplikasi pada pasien yang terkena penyakit dalam jangka panjang," terangnya.
Baca Juga: Tambah 1.824 Kasus, Jumlah Pasien Covid-19 di Jakarta Capai 192.899 Orang
Fase selanjutnya dari penelitian ini akan mempelajari dampak sel induk pada pasien dengan Covid-19, yang memburuk tetapi belum parah untuk menentukan apakah pengobatan dapat menghentikan perkembangan penyakit.