Varian Covid-19 Afrika Selatan Disebut Lebih Menular

Selasa, 05 Januari 2021 | 15:44 WIB
Varian Covid-19 Afrika Selatan Disebut Lebih Menular
Pandemi Covid-19 di Afrika. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan, varian virus Corona (Covid-19) baru yang diidentifikasi di Afrika Selatan, memiliki risiko penularan lebih besar daripada varian Inggris.

"Saya sangat khawatir tentang varian Afrika Selatan dan itulah mengapa kami membatasi semua penerbangan dari Afrika Selatan," kata Hancock kepada Radio BBC, seperti dikutip dari Aljazeera, pada Selasa (5/1/2021).

Hancock mengatakan, Inggris perlu memperketat pembatasan di beberapa wilayah untuk mengatasi penyebaran cepat varian baru Covid-19, setelah kasus melonjak dalam beberapa pekan terakhir.

Pada Minggu (3/1/2021), tercatat ada hampir 55.000 kasus baru dan total lebih dari 75.000 orang telah meninggal dunia.

Baca Juga: Ahli: Varian Baru Virus Corona Afrika Selatan Lebih Menular dari Inggris

Pandemi Covid-19 di Afrika. (shutterstock)
Pandemi Covid-19 di Afrika. (shutterstock)

Di sisi lain, editor politik ITV Robert Peston mengatakan, para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin bahwa vaksin Covid-19 yang tersedia akan bekerja pada varian Afrika Selatan.

"Menurut salah satu penasihat ilmiah pemerintah, alasan kekhawatiran Matt Hancock tentang varian Covid-19 Afrika Selatan karena mereka tidak yakin vaksin akan seefektif seperti varian Inggris," kata Peston.

Para ahli mengatakan, varian baru Afrika Selatan berbeda dari varian baru yang beredar di Inggris, karena memiliki beberapa mutasi pada protein lonjakan (spike protein) yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.

Ini juga dikaitkan dengan viral load yang lebih tinggi. Dengan kata lain, konsentrasi partikel virus lebih tinggi dalam tubuh pasien, memiliki kemungkinan kontribusi pada tingkat penularan lebih tinggi.

Ketidakyakinan tersebut juga disuarakan John Bell, profesor kedokteran regius di Universitas Oxford, yang berpikir vaksin akan bekerja pada varian Inggris. Tapi, masih tidak diketahui apakah itu akan berhasil pada varian Afrika Selatan.

Baca Juga: Ada Varian Baru Covid-19, Wagub DKI: Hari ke Depan Semakin Berat

Bell menambahkan bahwa jika vaksin tidak bekerja pada varian Afrika Selatan, maka vaksin dapat disesuaikan dan mungkin butuh satu bulan atau enam minggu untuk mendapatkan vaksin baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI