Drone Laut Diduga Milik China Menyerbu Indonesia, Ini yang Dicari

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 04 Januari 2021 | 20:33 WIB
Drone Laut Diduga Milik China Menyerbu Indonesia, Ini yang Dicari
Drone bawah laut atau glider dipamerkan dalam jumpa pers di Pushidrosal, Ancol, Jakarta, Senin (4/1/2021). [Antara/M Risyal Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurut Gentio, glider sekilas memang mirip roket, dilengkapi sirip di kanan kirinya, pada bagian ujungnya terdapat sensor perekam data elektronik, sementara bagian ekornya terdapat antena. Fungsi antena ini untuk mengirim data ke satelit, saat glider muncul ke permukaan.

Pergerakan glider adalah arah vertikal menggunakan sistem hidrolik umumnya pompa minyak yang dapat mengatur ruang udara sehingga mampu mengapung dan tenggelam. Karena dibekali sirip, maka saat tenggelam dan mengapung, glider ini akan bergerak ke depan.

Sementara baterai yang ada digunakan sebagai sumber energi saat glider mengirim data ke satelit.

Ini berbeda dengan drone yang pergerakannya oleh baterai yang dibawanya. Saat posisi mengapung, glider memancarkan data ke satelit penerima seperti posisi, parameter insitu seperti arah dan kecepatan arus, temperatur, kadar garam, tekanan, kandungan oksigen, visibilitas pada level kedalaman tertentu.

Memanfaatkan gravitasi, glider akan tenggelam perlahan merekam profil data hingga kedalaman yang diinginkan dan selanjutnya bergerak ke atas hingga timbul ke permukaan, sekali lagi glider memancarkan data yang sudah direkam dan begitu seterusnya.

Dengan sumber tenaga baterai kering, glider dapat bertahan hingga dua tahun.

HI Sutton - analis sistem persenjataan bawah laut - dalam artikelnya di Forbes pada Maret 2020 lalu menjelaskan bahwa Sea Wing UVV kemungkinan dikembangkan Tiongkok sejak 2016 lalu.

Meski demikian desain dan teknologinya sangat mirip dengan Littoral Battlespace Sensing-Glider (LBS-G) milik Angkatan Laut Amerika Serikat.

Angkatan Laut China pernah merampas sebuah LBS-G milik militer AS di Laut China Selatan pada Desember 2016 dan mengembalikannya, setelah diprotes oleh Washington. Diduga ketika itulah Tiongkok menyontek glider AS tersebut.

Baca Juga: Mata-mata atau Bukan, Pemerintah Jangan Lama Ungkap Misteri Sea Glider

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI