Ilmuwan Harvard: Alien Kunjungi Bumi 2017, Ini Buktinya

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 03 Januari 2021 | 12:00 WIB
Ilmuwan Harvard: Alien Kunjungi Bumi 2017, Ini Buktinya
Ilustrasi penampakkan alien. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dengan menggunakan ilmu fisika, para ilmuwan dapat menghitung jalur pasti yang harus diambil sebuah benda dan kecepatan benda itu bergerak karena gaya gravitasi yang diberikan oleh matahari.

Tarikan matahari akan mempercepat objek secara besar-besaran saat semakin dekat, lalu menendangnya ke sisi lain, hanya agar objek tersebut melambat secara signifikan saat semakin menjauh.

"Tapi Oumuamua tidak mengikuti lintasan yang dihitung ini. Objek tersebut, pada kenyataannya, berakselerasi sedikit, tetapi pada tingkat yang sangat signifikan secara statistik," tulis Loeb, saat bergerak menjauh dari matahari.

Dengan kata lain, itu jelas didorong oleh suatu gaya selain gravitasi matahari saja.

Komet Neowise, "Komet Neowise C / 2020 F" melintas di atas langit di Gunung Turkmen dengan ketinggian 1820, Kutahya, Turki pada 22 Juli 2020.  [Foto/Anadolu Agency]
Ilustrasi Komet. [Anadolu Agency]

Awalnya penjelasannya tampak sederhana. Komet menunjukkan percepatan yang serupa, karena saat mendekati matahari, permukaannya menghangat, melepaskan gas yang pernah membeku, yang bertindak seperti mesin roket.

Materi yang dilepaskan itu, bagaimanapun, membentuk ekor komet yang khas. Para ilmuwan mengamati dengan cermat ekor atau tanda gas atau debu yang mungkin mendorong 'Oumuamua dan muncul dalam keadaan kosong.

Loeb menghitung bahwa dengan ini dan anomali lainnya, kemungkinan bahwa 'Oumuamua adalah komet acak adalah sekitar satu dalam satu kuadriliun, membawanya ke hipotesis blockbusternya.

Satu kemungkinan, yang cukup aneh, dapat ditemukan dalam teknologi yang sudah kita miliki di bumi ini.

Sekitar 400 tahun yang lalu, astronom Johannes Kepler mengamati ekor komet yang bertiup di tempat yang tampak seperti angin matahari dan bertanya-tanya apakah kekuatan yang sama, dapat mendorong kapal roket melintasi ruang angkasa seperti angin mendorong kapal melalui air.

Baca Juga: Lapisan Es Mencair, Ilmuwan Temukan Fosil Badak Berbulu dari 50 Ribu Tahun

Itu adalah ide cerdas yang sekarang digunakan para ilmuwan untuk mengembangkan layar cahaya untuk probe. Lembaran tipis reflektif dibentangkan di ruang angkasa untuk menangkap partikel yang mengalir dari matahari, mendorong kapal dengan kecepatan tinggi melalui ruang hampa yang kosong. Atau, laser yang kuat dari bumi dapat diarahkan ke layar untuk membuatnya melaju lebih cepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI