Suara.com - China berhasil membawa kembali sampel Bulan ke Bumi sebanyak hampir 2 kilogram dalam misi Chang'e 5. Itu merupakan sampel Bulan pertama dalam 44 tahun.
Sampel tersebut mendarat di Mongolia pada 16 Desember pukul 1:59 pagi waktu setempat. Material tersebut diambil di Mons Rumker dari dataran vulkanik besar Oceanus Procellarum, bagian yang telah dieksplorasi oleh sejumlah misi permukaan Bulan lainnya, termasuk Apollo 12 NASA pada 1969.
Keberhasilan misi tersebut resmi menjadikan China sebagai negara ketiga yang berhasil mendapatkan sampel Bulan setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Dengan jumlah tepat 1,731 kilogram, sampel tersebut secara signifikan akan memperluas pemahaman para ahli tentang Bulan.
Baca Juga: Sampel Bulan dari Misi China Berhasil Mendarat di Bumi
Material Bulan yang diambil kemungkinan berusia sekitar 1,21 miliar tahun, jauh lebih muda dibandingkan dengan sampel Bulan dari program Apollo yang berusia antara 3,1 hingga 4,4 miliar tahun. Dengan mempelajari sampel ini akan meningkatkan estimasi usia wilayah Bulan serta estimasi usia wilayah di planet lain.
Sekitar tiga perempat sampel yang dikumpulkan berasal dari tanah permukaan Bulan di sekitar pendarat, sementara seperempat sisanya diperoleh dengan mengebor di bawah tanah.
Dilansir dari IFL Science, Kamis (24/12/2020), sampel telah dipindahkan ke laboratorium khusus untuk dianalisis dan beberapa material akan ditampilkan kepada publik, dengan tujuan untuk menginspirasi generasi penerus.
China saat ini sudah memiliki tiga pesawat luar angkasa aktif di permukaan Bulan yang mencakup pendarat Chang'e 3, pendarat Chang'e 4, dan penjelajah Yutu 2.
Negara itu berharap akan meluncurkan Chang'e 6 pada 2023 atau 2024. Misi tersebut diharapkan mendarat di dekat kutub selatan Bulan.
Baca Juga: Tinggalkan Orbit Bulan, Misi Chang'e 5 Bawa Sampel ke Bumi