Infografis
Suara.com - Saat cuaca dingin, orang-orang cenderung memutuskan untuk rebahan di kasur sembari ditemani dengan selimut tebal. Kabar baik buat gamer penggemar rebahan, selimut gaming satu ini cocok untuk push rank.
Perusahaan asal Jepang, Bauhutte, memproduksi perangkat inovatif selimut gaming dengan nama WataTank BHB-1600.
Selimut gaming tersebut ditujukan agar gamer bisa merasakan pengalaman bermain game secara maksimal di mana kondisi tubuh mereka tetap hangat. Produk ini didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk gamer mobile, konsol, hingga gamer PC.
Terdapat celah di dekat ujung selimut yang cukup besar sehingga bisa dimasuki oleh tangan dan lengan pengguna.
Baca Juga: Kalahkan Konsol Gaming Lainnya, Penjualan PlayStation 5 Pecahkan Rekor
Itu membuat gamer tetap bisa memegang smartphone atau konsol sembari tubuhnya tertutup selimut.
Dikutip dari SoraNews24, produk dinamakan sebagai WataTank mengingat "Wata" berarti "kapas" dalam bahasa Jepang.
Produk ditujukan buat gamer harcore yang ingin tetap bermain secara nyaman di musim dingin. Melalui situs resmi Buahutte, perangkat diklaim menyediakan suhu pada kisaran 28,4 derajat Celcius di dalam selimut.
Selimut gaming ini terbuat dari lapisan bulu domba satu kilogram yang disebut sebagai "kapas termal". Pelapisan dirancang untuk menjaga kantong udara tetap hangat di bawah selimut.
WataTank BHB-1600 diklaim memiliki kualitas penyerapan kelembapan sehingga produk masih berfungsi maksimal apabila tangan pengguna berkeringat ketika bermain game.
Baca Juga: Pecahkan Rekor, YouTube Gaming Ditonton Lebih dari 100 Miliar Jam
Selimut gaming ini memiliki panjang 200 sentimeter dengan lebar 160 sentimeter serta berat total 3 kilogram.
Terdapat kerah lembut yang membuat produk tersebut mampu menutupi hingga bagian dagu pengguna. Selimut gaming tersedia dalam beberapa varian warna termasuk Red, Black, Blue dan Green.
Perangkat dijual di situs Amazon Jepang dengan banderol sebesar 10.912 yen atau Rp 1,5 juta. Selimut gaming tersebut masih tersedia terbatas di Jepang dan masih belum diketahui mengenai ketersediaan secara global, termasuk ke Indonesia.
