Suara.com - Para ilmuwan telah menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk melacak badai gelap di Neptunus, sejak 2018 dan menemukan bahwa pusaran tersebut memiliki perilaku yang aneh.
Badai seperti ini biasanya terbentuk, melayang menuju ekuator planet dan kemudian menghilang. Alih-alih berperilaku seperti itu, badai gelap di Neptunus bergerak seperti biasa kemudian berbelok dan kembali ke utara planet pada Agustus 2020.
Simulasi komputer telah mendukung pengamatan sebelumnya terhadap pola migrasi badai Neptunus.
"Sangat menarik melihat badai yang satu ini, mulanya bertindak seperti badai pada umumnya tapi kemudian tiba-tiba berhenti dan berbalik. Itu mengejutkan," kata Michael Wong, ilmuwan planet NASA, seperti dikutip CNET, Senin (21/12/2020).
Baca Juga: NASA Rekam Ledakan Supernova 5 Miliar Kali Lebih Cerah dari Matahari
Tak hanya itu, badai gelap tersebut tidak sendirian. Para ilmuwan melihat area yang lebih kecil muncul pada saat yang sama saat badai besar mengubah arahnya.
Badai yang lebih besar berukuran 7.400 kilometer, sedangkan yang lebih kecil berukuran sekitar 6.300 kilometer.
Sayangnya, Wong dan para ahli lainnya tidak bisa membuktikan bahwa keduanya saling terkait sehingga masih menjadi misteri.
Temuan ini semakin menimbulkan banyak pertanyaan seputar badai Neptunus, seperti apakah pusarannya terhubung dan mengapa badai yang lebih besar mengubah jalur.
Namun berkat Hubble, para ilmuwan setidaknya dapat melacak titik gelap terbaru di Neptunus. Para ahli sekarang dapat mengamati siklus hidup badai secara lengkap dan mungkin akan mendapatkan jawaban atas badai yang membingungkan ini.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Planet Ekstrasurya Langka, Seukuran Neptunus