Suara.com - Sejumlah arkeolog China meneliti sebuah makam kuno di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, dan meyakini situs tersebut didedikasikan sebagai tempat pemujaan matahari.
Makam itu ditemukan di wilayah Nilka di Prefektur Otonom Etnis Kazakh Ili pada 2015. Penggalian sebelumnya oleh tim arkeologi dari Institut Relik Budaya dan Arkeologi Regional Xinjiang menemukan, tembikar serta perkakas batu di dalam makam tersebut, yang membantu para peneliti memperkirakan usianya sekitar 3.500 tahun.
Sebuah proyek penggalian yang dimulai tahun lalu kemudian menemukan 17 baris batu di sisi sepanjang makam itu, yang membentuk pola menyerupai sinar matahari.
"Pola berbentuk sinar matahari ini kemungkinan menyiratkan adanya (aktivitas) pemujaan matahari. Pola serupa ditemukan di situs peninggalan di wilayah lain Xinjiang dan padang rumput Eurasia," ujar Ruan Qiurong, pemimpin proyek tersebut dilansir laman Xinhua, Minggu (20/12/2020).
Baca Juga: Ditemukan Kerangka Berusia 3.000 Tahun Berpelukan, Romeo dan Juliet?
Bagian bawah dan luar bilik makam itu dilapisi dengan tanah liat merah, yang juga menunjukkan adanya aktivitas pemujaan matahari, ungkap Ruan.
Selain itu, dia menambahkan bahwa struktur kompleks makam tersebut menunjukkan pemiliknya memiliki status sosial yang tinggi.
Para pakar mengatakan makam kuno itu memberikan material utama penelitian untuk mempelajari kondisi sosial dan pertukaran budaya di Xinjiang lebih dari 3.000 tahun silam.