Suara.com - Seni berperan sebagai simbol merepresentasikan dan mengarsipkan kemanusiaan sepanjang sejarah. Ada banyak seni dan barang antik yang dijarah dan diperkirakan bernilai lebih dari 6 miliar dolar AS per tahun, di pasar gelap.
Sebuah konvensi UNESCO pada 1970 melarang impor, ekspor, dan transfer kekayaan budaya yang mencakup seni dan artefak secara ilmiah, historis, artistik, atau religius.
Lebih dari 100 negara kini telah mengadopsi aturan dan regulasi untuk mencegah perdagangan ilegal artefak yang diselundupkan atau dicuri. Namun, pencurian tersebut masih terjadi.
Ada banyak warisan budaya yang saat ini disimpan di museum lain yang bukan tempat asalnya sehingga secara tidak langsung telah "dicuri" oleh negara lain.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Timbunan Uang Palsu Mesir Kuno
Dilansir dari IFL Science, Selasa (15/12/2020), berikut ini lima artefak kuno bernilai budaya dan sejarah paling kontroversial, yang telah memicu perang budaya dan belum dikembalikan ke negara asalnya:
1. Batu Rosetta, Mesir
Ditulis dalam tiga skrip terpisah dalam hieroglif Demotik, Yunani, dan Mesir, Batu Rosetta adalah tablo batu yang diukir pada 196 SM dan ditemukan oleh tentara Prancis hampir 2.000 tahun kemudian pada 1799.
Tak lama setelah itu, batu tersebut dikirim ke Inggris untuk diuraikan oleh Egyptologists dan telah disimpan di British Museum di London sejak 1802.
Batu ini dinamakan berdasarkan kota tempat ditemukannya, yaitu El-Rashid yang telah "di-Eropaisasi" menjadi Rosetta.
Baca Juga: Koin Emas Zaman Raja Henry VIII Ditemukan Terkubur di Halaman Keluarga Ini
Memiliki tinggi 1,1 meter dan lebar 0,8 meter, teks pada batu tersebut adalah salinan dekrit yang disahkan oleh dewan imam yang merayakan ulang tahun penobatan Raja Mesir Ptolemeus V Epiphanes.
Selama lebih dari satu dekade, Mesir telah meminta Inggris untuk mengembalikan batu tersebut, tetapi tidak berhasil dan hal itu menciptakan ketegangan antara kedua negara.
2. Harta Karun Priam, Turki
Harta karun berupa emas, tembaga, perisai, senjata, dan artefak ini pertama kali ditemukan pada tahun 1870-an oleh arkeolog Jerman Heinrich Schliemann, yang mengklaimnya sebagai milik Trojan King Priam.
Dikenal juga sebagai Trojan Gold, harta tersebut berasal dari antara 2600 dan 2450 SM dan ditemukan di tempat yang dianggap sebagai situs Troya kuno di tempat yang sekarang menjadi Turki barat laut.
Sama seperti artefak lainnya, benda itu diselundupkan secara ilegal ke luar negeri untuk dipajang di museum Eropa.
Selama Perang Dunia II, artefak kuno termasuk di antara banyak benda yang dicuri dan disembunyikan, salah satunya adalah Harta Karun Priam.
Setengah abad kemudian, Rusia memamerkan harta karun itu di Museum Pushkin di Moskow pada 1996, setelah disembunyikan selama beberapa dekade.
Dari sanalah perang budaya terjadi. Turki ingin hartanya kembali dan Jerman berpendapat harta itu telah dicuri dari mereka.
Sementara itu, pemerintah Rusia berpendapat 200 barang tersebut adalah pampasan perang untuk kehancuran Jerman.
3. Patung Dada Nefertiti, Mesir
Penggalian Mesir pada 1912 yang dilakukan oleh seorang arkeolog Jerman pertama kali menemukan patung batu kapur Ratu Nefertiti Mesir kuno, yang memerintah dari 1353 hingga 1336 SM.
Patung tersebut digambarkan sebagai salah satu karya seni Mesir peringkat pertama karena warna dan modelnya yang bagus.
Dewan Tertinggi Purbakala Mesir mengklaim bahwa patung berukuran 50 sentimeter yang telah berada di Museum Mesir Berlin sejak 1923 itu, dijual ke museum dengan alasan palsu.
Sementara itu, Jerman bersikeras memiliki Nefertiti dan kurator di Museum Mesir Berlin mengatakan bahkan pinjaman jangka pendek dapat merusaknya.