Pemerintah Jepang Subsidi 270 Miliar untuk Dukung Aplikasi Kencan Online

Kamis, 10 Desember 2020 | 14:45 WIB
Pemerintah Jepang Subsidi 270 Miliar untuk Dukung Aplikasi Kencan Online
Ilustrasi aplikasi tinder pada sebuah ponsel. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak penduduk Jepang yang memilih hidup melajang dan para perempuan makin enggan memiliki banyak anak. 

Alasan ini membuat pemerintah Jepang menggelontorkan 2 miliar yen atau sekitar 270 miliar untuk mendanai layanan kencan online.

Layanan aplikasi kencan online tersebut berbasis teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang berujuan untuk menggenjot angka kelahiran yang makin surut di negeri sakura tersebut.

Dilansir dari laman Japan Times, pejabat pemerintahan jepang mengatakan secara khusus berencana menawarkan subsidi kepada pemerintah daerah yang mengoperasikan atau memulai proyek perjodohan berbasis AI.

Baca Juga: Hampir Satu Tahun Menepi, Kento Momota Siap Kembali Berkompetisi

Dengan program ini, pemerintah Jepang berharap dapat membantu mengembalikan penurunan angka kelahiran.

Ilustrasi pasangan. (unsplash/Pablo Heimplatz)
Ilustrasi pasangan. (unsplash/Pablo Heimplatz)

Rencanannya investasi ini akan mulai diberikan tahun depan ketika pandemi diprediksi berakhir sehingga kencan online bisa dilaksanakan.

Perdana Menteri Yoshihide Suga sendiri menganggap bahwa algoritma machine learning dapat meningkatkan banyak hal ketika kencan online dan diprediksi bisa meningkatkan angka kelahiran bayi.

Dengan berbasis AI, layanan aplikasi kencan online tersebut membuat software menjadi lebih baik dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain termasuk minat, nilai, atau hobi seseorang orang.

Tercatat populasi Jepang saat ini adalah 126 juta jiwa dan terus menurun dari tahun ke tahun karena penduduknya memilih melajang dan para wanita tak ingin melahirkan banyak anak.

Baca Juga: Kecil-kecil Juara, All-New Nissan Roox Raih Prestasi Kei Car of The Year

Bahkan menurut laporan BBC, banyak sekolah dan fasilitas nursery untuk anak-anak terpaksa ditutup karena menurunnya kelahiran bayi di Jepang. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI