Suara.com - Pejabat medis melaporkan kepada Al Jazeera bahwa jumlah timbal dan nikel yang berlebihan, ditemukan dalam sampel darah pasien yang terkena "penyakit misterius" di negara bagian Andhra Pradesh, India selatan.
Tercatat lebih dari 500 orang di Kota Eluru jatuh sakit dan mengalami mual, kejang, hingga pingsan. Sedikitnya satu orang meninggal dunia pada Minggu (6/12/2020).
Menurut pernyataan pemerintah daerah, penemuan awal oleh para ahli medis menunjukkan bahwa keracunan timbal dan nikel dapat menyebabkan penyakit tersebut.
"Sampai saat ini hasil yang kami terima dari para ahli di AIIMS (All India Institute of Medical Science) menunjukkan timbal dan nikel dalam jumlah berlebih pada darah pasien," kata Dr AVR Mohan, pengawas medis Rumah Sakit Distrik Vijayawada, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (10/12/2020).
Baca Juga: Tiga Kisah ini Bukti Kegagalan India Beri Keadilan bagi Korban Pemerkosaan
Dr Mohan menambahkan bahwa awalnya para dokter sudah mengirim sampel darah dari 10 pasien dan mengirimkan 30 sampel tambahan pada Selasa (8/12/2020).
Dr Mohan yang juga merupakan koordinator wilayah pelayanan kesehatan untuk Vijayawada mengatakan tidak satupun pasien yang ditemukan terinfeksi virus Corona (Covid-19).
"Kami telah melakukan tes Covid-19 untuk masing-masing pasien, tetapi tidak ada yang positif. 72 pasien yang menderita penyakit misterius itu dirawat di rumah sakit dan kami telah mengeluarkan lebih dari 400 pasien dari rumah sakit," tambah Dr Mohan.
Ia mengatakan, setidaknya enam pasien yang telah pulih dari penyakit itu mengalami serangan kejang kedua dan dibawa kembali ke rumah sakit.
Para ahli juga telah mengumpulkan sampel sayuran dan susu yang dikonsumsi di distrik tersebut untuk pengujian.
Baca Juga: India Menjadi Negara yang Paling Banyak Beli Vaksin Covid, 1,6 Miliar Dosis
"Lebih banyak tes sedang dilakukan oleh Institut Teknologi Kimia India dan institut lain, hasilnya diharapkan segera," kata pernyataan dari kantor menteri utama Andhra Pradesh.
Para ahli awalnya mencurigai kontaminasi air sebagai penyebab penyakit, tetapi ahli kesehatan tidak menemukan timbal atau nikel dalam sampel air yang diuji.
Pihak berwenang di India mengatakan sedang menyelidiki apakah organoklorin yang digunakan sebagai pestisida atau dalam pengendalian nyamuk telah menyebabkan wabah tersebut.
Menurut legislator federal GVL Narasimha Rao, salah satu penyebab yang paling mungkin adalah zat organoklorin beracun. Meski begitu pihak pemerintah masih menunggu laporan tes untuk menentukan penyebabnya.