Waduh! Indonesia Disebut Jadi Negara Penerima Spam Terbanyak di Asia

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 10 Desember 2020 | 09:30 WIB
Waduh! Indonesia Disebut Jadi Negara Penerima Spam Terbanyak di Asia
Ilustrasi panggilan spam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Padahal, negara-negara tetangga, seperti Malaysia, telah mencatatkan kemajuan signifikan dalam mengurangi panggilan spam, hingga berhasil keluar dari daftar Truecaller tersebut tahun ini.

“Setiap tahun kami menerbitkan Truecaller Insights Report, dan laporan ini terus mengingatkan kita bahwa spam dan penipuan telah menjadi bagian yang sangat erat dalam kehidupan sehari-hari," kata Kim.

Bahkan, di tahun yang sulit ini, dia menambahkan, para penipu dan pengirim spam masih menemukan cara-cara baru untuk mengganggu masyarakat di seluruh dunia.

"Karena itulah, di Truecaller, kami sangat bangga bisa membantu lebih dari 1 juta pengguna kami di Indonesia untuk melindungi diri dan menjalankan aktivitas mereka tanpa gangguan spam dan scam,” ujar Kim.

Negara dengan spam tertinggi 2020. [TrueCaller]
Negara dengan spam tertinggi 2020. [TrueCaller]

Sejauh ini di tahun 2020, Truecaller telah membantu memblokir dan mengidentifikasi total 31,3 miliar panggilan spam, meningkat 18 persen dibandingkan tahun lalu.

Truecaller juga telah membantu mengidentifikasi 145,4 miliar panggilan tidak dikenal, meningkat 25 persen dibandingkan 2019.

Walaupun 2020 telah menjadi tahun yang sulit dan penuh tantangan, pandemi Covid-19 hanya mampu membendung angka spam di bulan Maret-April, terutama pada saat virus corona menyebar dengan cepat dan berbagai negara memberlakukan lockdown ketat. Jumlah panggilan spam merosot di periode ini.

Namun, sejak Mei hingga Oktober 2020, semakin banyak oknum yang memanfaatkan kondisi yang serba tidak pasti di tengah pandemi.

Di Mei, jumlah panggilan spam mulai tumbuh kembali dan terus meningkat 9,7 persen per bulan. Truecaller mencatatkan angka panggilan spam tertinggi di bulan Oktober, yaitu 22,4 persen lebih tinggi dari periode pra-lockdown.

Baca Juga: Player Keluhkan Pesan Spam Donald Trump di Game Among Us

“Di era pandemi seperti ini, ketika semuanya harus dilakukan serba online, nomor HP kita berfungsi layaknya ‘DNA’. Kita tidak hanya menggunakannya untuk menelepon, tapi juga untuk mengakses aplikasi, login, dan bahkan tersambung langsung ke dompet digital atau rekening bank kita," jelas Kim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI