Waduh! Indonesia Disebut Jadi Negara Penerima Spam Terbanyak di Asia

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 10 Desember 2020 | 09:30 WIB
Waduh! Indonesia Disebut Jadi Negara Penerima Spam Terbanyak di Asia
Ilustrasi panggilan spam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Truecaller, aplikasi identifikasi telepon dan pemblokir spam, merilis Truecaller Insights Report 2020. Laporan tersebut menyebut, Indonesia duduk di peringkat ke-6 sebagai penerima panggilan spam terbanyak di dunia.

Kabar baiknya, Indonesia mencatatkan penurunan panggilan spam sebesar 34 persen atau rata-rata 18,3 panggilan per bulan. Angka ini lebih rendah dibandingkan angka tahun lalu yang mencapai 27,9 panggilan.

Lembaga keuangan (52 persen), penyedia asuransi (25 persen), dan operator telekomunikasi (11 persen) masih menjadi tiga institusi utama pengirim spam di Nusantara.

Meskipun terlihat ada perbaikan dalam jumlah panggilan scam (penipuan), angkanya masih belum ideal. Pada 2020, Truecaller mengungkapkan bahwa 1 dari 10 panggilan spam di Indonesia ternyata adalah upaya penipuan.

Baca Juga: Player Keluhkan Pesan Spam Donald Trump di Game Among Us

Negara dengan spam tertinggi 2020. [TrueCaller]
Negara dengan spam tertinggi 2020. [TrueCaller]

Pelaku penipuan sering menghubungi korban dan meminta kode OTP yang dikirimkan ke ponsel mereka. Penipu lalu menggunakan kode-kode ini untuk mengakses dompet elektronik atau rekening bank korban.

Berkurangnya angka panggilan spam dan scam di Indonesia tidak bisa diatribusikan hanya kepada satu faktor tunggal.

“Ketika terjadi PSBB, akses untuk menggunakan peralatan atau teknologi menjadi lebih terbatas, ini bisa jadi salah satu alasannya. Ketika masyarakat luas sedang dalam 'mode lockdown', para pelaku penipuan pun juga berhenti beraksi selama beberapa waktu,” kata Kim Fai Kok, Director of Communications Truecaller dalam keterangan resminya.

Ia menambahkan bahwa 99 persen panggilan spam di Indonesia berasal dari nomor domestik.

Posisi Indonesia di peringkat ke-6 dalam jumlah panggilan spam terbanyak di dunia, lebih baik dibandingkan tahun lalu di posisi ke-3.

Baca Juga: Cara Memblokir dan Membuka Blokir di WhatsApp

Namun, di sisi lain, Indonesia, India, dan Vietnam menjadi tiga negara Asia yang masih termasuk dalam 20 Negara Penerima Spam Tertinggi di dunia.

Padahal, negara-negara tetangga, seperti Malaysia, telah mencatatkan kemajuan signifikan dalam mengurangi panggilan spam, hingga berhasil keluar dari daftar Truecaller tersebut tahun ini.

“Setiap tahun kami menerbitkan Truecaller Insights Report, dan laporan ini terus mengingatkan kita bahwa spam dan penipuan telah menjadi bagian yang sangat erat dalam kehidupan sehari-hari," kata Kim.

Bahkan, di tahun yang sulit ini, dia menambahkan, para penipu dan pengirim spam masih menemukan cara-cara baru untuk mengganggu masyarakat di seluruh dunia.

"Karena itulah, di Truecaller, kami sangat bangga bisa membantu lebih dari 1 juta pengguna kami di Indonesia untuk melindungi diri dan menjalankan aktivitas mereka tanpa gangguan spam dan scam,” ujar Kim.

Negara dengan spam tertinggi 2020. [TrueCaller]
Negara dengan spam tertinggi 2020. [TrueCaller]

Sejauh ini di tahun 2020, Truecaller telah membantu memblokir dan mengidentifikasi total 31,3 miliar panggilan spam, meningkat 18 persen dibandingkan tahun lalu.

Truecaller juga telah membantu mengidentifikasi 145,4 miliar panggilan tidak dikenal, meningkat 25 persen dibandingkan 2019.

Walaupun 2020 telah menjadi tahun yang sulit dan penuh tantangan, pandemi Covid-19 hanya mampu membendung angka spam di bulan Maret-April, terutama pada saat virus corona menyebar dengan cepat dan berbagai negara memberlakukan lockdown ketat. Jumlah panggilan spam merosot di periode ini.

Namun, sejak Mei hingga Oktober 2020, semakin banyak oknum yang memanfaatkan kondisi yang serba tidak pasti di tengah pandemi.

Di Mei, jumlah panggilan spam mulai tumbuh kembali dan terus meningkat 9,7 persen per bulan. Truecaller mencatatkan angka panggilan spam tertinggi di bulan Oktober, yaitu 22,4 persen lebih tinggi dari periode pra-lockdown.

“Di era pandemi seperti ini, ketika semuanya harus dilakukan serba online, nomor HP kita berfungsi layaknya ‘DNA’. Kita tidak hanya menggunakannya untuk menelepon, tapi juga untuk mengakses aplikasi, login, dan bahkan tersambung langsung ke dompet digital atau rekening bank kita," jelas Kim.

Ilustrasi spam. [Shutterstock]
Ilustrasi spam. [Shutterstock]

Dengan adanya aplikasi Truecaller, dia menambahkan, semua orang kini bisa menghindari panggilan yang mengganggu, entah itu dari telemarketer, spam, atau juga oknum yang hendak melakukan penipuan, secara gratis.

"Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan membantu pengguna kami untuk menjaga saluran komunikasi mereka agar tetap aman dan efisien,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI