Suara.com - Daerah Otonom Tibet, China barat daya, menyambut kelahiran babi Tibet kloning pertamanya pada Kamis (3/12). Ini menandai kesuksesan perdana dari aplikasi kloning sel somatik di daerah tersebut, ungkap otoritas setempat.
Babi itu lahir pada Kamis pukul 15.30 di pusat riset babi Tibet di Universitas Pertanian dan Peternakan Hewan Tibet (Tibet Agricultural and Animal Husbandry University/TAAHU).
Sementara itu, para peneliti juga telah menggunakan teknologi pendinginan super (supercooling) untuk menyimpan sel somatik klona babi tersebut tanpa batas waktu.
Babi Tibet, yang terutama ditemukan di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, merupakan spesies babi langka yang dapat hidup di daerah dataran tinggi, bercuaca dingin, dan pegunungan.
Baca Juga: RPH Cengkareng Terbengkalai Tiga Tahun, Gerindra: Jadi Tempat Transit Babi
"Langkah ini merupakan bagian dari upaya mencegah demam babi Afrika yang telah muncul di seluruh dunia, selama beberapa tahun terakhir agar tidak mengancam spesies babi Tibet," tutur Shang Peng, ketua tim riset di pusat riset babi Tibet TAAHU dilansir laman Xinhua, Sabtu (5/12/2020).
"Ini menjadi terobosan di bidang kloning hewan di Tibet, dan akan memainkan peran penting dalam skema pembiakan babi Tibet," kata Chilai Wanggyi, kepala departemen ilmu pengetahuan dan teknologi wilayah itu.