Suara.com - Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, International Business Machines (IBM) lewat divisi keamanan cyber perusahaan melaporkan adanya hacker atau peretas yang mengincar rantai distribusi vaksin Covid-19.
Menurut laporan The Verge, Jumat (4/12/2020), peneliti IBM Claire Zaboeva dan Melissa Frydrych mengumumkan adanya kampanye phising yang bertujuan untuk meretas proses distribusi vaksin Covid-19.
"Kampanye tersebut mencakup enam wilayah, yakni Jerman, Italia, Korea Selatan, Ceko, Eropa, dan Taiwan," jelas Zaboeva dan Frydrych.
Serangan peretas itu fokus pada apa yang disebut cold chain atau rantai dingin - bagian dari jaringan distribusi yang dirancang agar vaksin tetap dalam kondisi dingin ekstrem saat disimpan maupun dikirim ke negara tujuan.
Seperti diketahui beberapa vaksin Covid-19 yang teruji sukses harus disimpan di kondisi dingin ekstrem, hingga minus 70 derajat Celcius, agar tidak rusak. Syarat ini merupakan tantangan tersendiri dalam proses distribusi vaksin Covid-19 ke negara pemesannya.
Organisasi dan lembaga yang disasar para peretas terkait dengan Gavi, aliansi internasional yang mempromosikan akses dan distribusi vaksin di dunia. Mereka antara lain direktorat jenderal pajak dan bea-cukai Komisi Eropa serta sektor-sektor keamanan siber terkait.
Yang ditarget, lebih khusus lagi, adalah Cold Chain Equipment Optimization Platform (CCEOP), platform milik Gavi yang mengembangkan teknologi penyimpanan vaksin dalam kondisi dingin ekstrem.
Peretas melancarkan serangan lewat email-email berisi malware ke para pemimpin organisasi dengan mengaku sebagai perwakilan Haier Biomedical, sebuah perusahaan logistik asal China.
Belum jelas siapa pihak yang berada di balik upaya peretasan ini. Namun peneliti mencurigai aktor ini melibatkan negara, bukan individu ataupun kelompok.
Baca Juga: Konspirasi Vaksin Covid-19, dari Mengandung Microchip hingga Mengubah DNA
"Penjahat dunia maya tidak mungkin menghabiskan waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan operasi ini," jelas peneliti.