Roket Rusak Hampiri Bumi setelah Separuh Abad Menghilang, Dikira Asteroid

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 03 Desember 2020 | 18:28 WIB
Roket Rusak Hampiri Bumi setelah Separuh Abad Menghilang, Dikira Asteroid
Ilustrasi roket ke luar angkasa. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan di badan antariksa Amerika Serikat memastikan bahwa sebuah objek di luar angkasa yang tadinya dikira sebuah asteroid adalah roket rusak yang selama 54 tahun menghilang di belantara antariksa.

Seperti diwartakan Associated Press, Rabu (3/12/2020), para astronom di Hawaii, Amerika Serikat berhasi memastikan identitas roket bekas tersebut menggunakan sebuah teleskop inframerah.

Ketika pertama kali terdeteksi pada September kemarin, objek misterius itu langsung digolongkan sebagai asteroid. Ia dinamai Asteroid 2020 OS, demikian diwartakan CNet.

Tetapi pakar asteroid kenamaan NASA, Paul Chodas dengan cepat menduga bahwa objek itu bukan asteroid melainkan roket Centaur dari misi Surveyor 2 yang diluncurkan ke Bulan pada 1966. Tapi misi itu gagal mencapai tujuan karena NASA kehilangan kendali atas roket tersebut jelang pendaratan di Bulan.

Baca Juga: Roket SpaceX Terbangkan 4 Astronot ke Luar Angkasa

Menurut analisis Chodas, ukuran dari objek tersebut sangat mirip dengan ukuran roket Centaur yang sudah hilang selama 66 tahun. Meski demikian para ilmuwan belum menemukan penjelasan mengapa ia bisa kembali lagi ke dekat Bumi setelah hilang selama puluhan tahun.

"Berita hari ini sungguh memuaskan. Teka-teki ini dipecahkan oleh hasil kerja tim," kata Chodas.

Bangkai roket itu memasuki orbit Bumi pada November dan kemarin (2/12/2020) ia mencapai titik terdekat dengan Bumi, dengan jarak sekitar 50.476 kilometer. Ia mengelilingi Bumi sampai Maret dan akan kembali berkelana di tata surya kita.

Diperkirakan bangkai roket Centaur itu akan kembali menghampiri Bumi pada 2036 mendatang.

Baca Juga: Roket Sonda Dua Tingkat Lapan Ditargetkan Meluncur 2024

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI