Duh! Perubahan Iklim Berpotensi Bangkitkan Kembali Mikroba Kuno

Ada triliunan mikroba yang terkubur di lapisan es Arktik.
Suara.com - Penelitian terbaru mengungkap bahwa perubahan iklim berpotensi membangkitkan kembali mikroba kuno dari "tidur nyenyaknya".
Ada triliunan mikroba yang terkubur di lapisan es Arktik. Wilayah ini memanas dua kali lebih cepat dibandingkan bagian Bumi lainnya setelah perubahan iklim. Dengan kenaikan suhu, sebagian besar es, gletser, dan permafrost di sana mencair.
Seperti kebanyakan air di Bumi, air beku diketahui menyimpan keanekaragaman hayati mikroba, mulai dari virus, bakteri, hingga jamur dan alga. Mengingat 25 persen permukaan Bumi di bawah lapisan es, banyak dari spesies ini tidak diketahui oleh pemahaman manusia.
Awal tahun ini, para ilmuwan menerbitkan hasil awal dari pengamatan virus kuno yang terperangkap di dalam sampel, yang diambil dari es berusia 15.000 tahun di Dataran Tinggi Tibet barat laut, Asia.
![Ilustrasi mikroba. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2014/07/20/shutterstock_116742970.jpg)
Analisis para ahli terhadap sampel inti es mengungkapkan lebih dari 30 kelompok virus, di mana 28 di antaranya adalah kelompok yang baru diketahui dalam ilmu sains. Ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah penyakit menular mungkin dapat muncul atau muncul kembali dari pencairan permafrost dan es.
Dalam sebuah kasus nyata, Semenanjung Yamal di kedalaman Siberia terkenal dengan wabah antraks yang berulang pada awal abad ke-20.
Penyakit yang menyebabkan infeksi itu kemudian dikenal sebagai penyakit Yamal. Namun, wabah sebagian besar dapat teratasi berkat vaksinasi pada rusa dan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit tersebut.
Tetapi pada 2016, wabah tersebut menyerang kembali dan menyebabkan puluhan orang sakit dan menewaskan seorang anak lelaki. Para pejabat saat itu membantah bahwa gelombang panas telah mencairkan lapisan es di daerah tersebut dan mengekspos bangkai rusa yang terinfeksi di tundra Siberia.
Sementara para ilmuwan sejak itu mencoba untuk meredam kekhawatiran, dengan menyatakan bahwa wabah kemungkinan besar terkait dengan pertumbuhan populasi di daerah tersebut dan penurunan vaksinasi rusa. Hal itu memunculkan kembali perdebatan apakah mikroba yang telah lama hilang dapat kembali dan menginfeksi manusia.
Baca Juga: Kota Tenggelam: Bagaimana Perubahan Iklim Mengancam Daerah Pesisir?
Tak hanya itu, para ahli juga khawatir bahwa jasad orang-orang yang terkubur permafrost karena meninggal akibat pandemi sebelumnya dapat memicu mimpi buruk yang sama.