Langkanya fenomena ini akibat dari gerak lambat Jupiter dan Saturnus dalam melintasi langit. Mengingat Jupiter lebih cepat dalam mengitari Matahari, planet raksasa itu akan menyusul Saturnus dan menyebabkan konjungsi seperti ini yang terjadi rata-rata setiap 19,6 tahun sekali.
4. Konjungsi Bulan dengan Mars
Bulan akan melakukan pendekatan dengan Planet Merah pada 24 Desember mendatang. Keduanya akan terpisah pada jarak 5 derajat satu sama lain.
Pasangan ini akan dapat terlihat sekitar pukul 18:18 WIB dengan ketinggian 70 derajat di atas ufuk timur laut. Keduanya akan mencapai titik tertinggi di langit pada 19:06 WIB dengan ketinggian 73 derajat di atas ufuk utara. Bulan dan Mars akan terus dapat diamati hingga pukul 00:33 dengan ketinggian 7 derajat di atas ufuk barat.
Penghujung 2020 akan ditutup dengan fenomena Bulan Purnama pada 30 Desember. Ini akan menjadi yang ketiga pada musim gugur 2020 dan disebut sebagai Oak Moon. Selama malam-malam setelah 30 Desember, Bulan akan terbit sekitar satu jam kemudian setiap hari. Pada fase Bulan penuh ini, jaraknya dari Bumi akan sejauh 401.000 kilometer.
![Bulan purnama. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/10/10/71928-bulan-purnama.jpg)
Fase Purnama akan terjadi pada pukul 10:28 WIB, di mana belum terlihat di langit. Namun, pengamat di Indonesia masih dapat melihat Bulan terbit ketika Matahari tenggelam.