Suara.com - Tawon lubang kunci (keyhole wasps) atau dikenal dengan nama latin Pachodynerus nasidens merupakan masalah besar bagi pesawat terbang di Australia.
Sama seperti namanya, tawon itu dikenal karena kecenderungannya membangun sarang di lubang kecil. Tak hanya di kayu alami, hewan tersebut sering kali membangun sarang dalam struktur buatan manusia, khususnya di perangkat penting yang digunakan untuk mengukur kecepatan pesawat terbang.
Perangkat itu terdiri dari instrumen seperti tabung yang dirancang untuk mengukur aliran udara dan menentukan kecepatan udara sebuah pesawat yang disebut tabung pitot.
Sayangnya, lubang aliran udara itu juga ukuran yang ideal untuk tawon lubang kunci membangun sarang yang dapat membahayakan pesawat terbang.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Jadwal Penerbangan Masih Normal
Dalam penelitian baru yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE, para ilmuwan menyelidiki sejauh mana masalah tawon lubang kunci memblokir perangkat pesawat di Bandara Internasional Brisbane, Australia, dan menyimpulkan bahwa hal itu dapat menimbulkan masalah serius.
Masalah ini pertama kali diperhatikan di Bandara Brisbane pada November 2013 ketika Airbus A330 bersiap lepas landas tetapi terpaksa melakukan pendaratan darurat karena pesawat mulai menunjukkan tampilan kecepatan udara yang berbeda.
Setelah mendarat dengan selamat, terungkap bahwa tabung pitot pesawat penuh dengan pasir dan lumpur yang digunakan tawon lubang kunci untuk membuat sarang.
"Sayangnya, tawon lebih memilih tabung pitot di pesawat yang paling umum di Bandara Brisbane dan musim bersarang menjadi lebih lama karena spesies tersebut berkembang serta musim panas yang lebih hangat," kata Dr. Alan House, pimpinan penulis penelitian dari Eco Logical Australia, seperti dikutip IFL Science pada Sabtu (28/11/2020).
Para ahli menemukan 26 laporan masalah terkait tawon di Bandara Brisbane antara November 2013 dan April 2019. Untuk mengetahui lebih dalam masalah ini, para ilmuwan dari Eco Logical Australia menyiapkan sejumlah tabung pitot replika yang dicetak 3D dan ditempatkan di seluruh bandara.
Baca Juga: 118 Penerbangan Delay di Bandara Soekarno-Hatta, Imbas Penjemputan Rizieq
Setelah lebih dari tiga tahun pengamatan, tim ilmuwan menemukan setidaknya 93 tabung palsu telah dipenuhi sarang tawon.
Berdasarkan penelitian ini, para ilmuwan menyimpulkan bahwa orang-orang harus mengembangkan cara yang lebih baik untuk mengendalikan dan membasmi spesies yang mudah beradaptasi ini, khususnya di lingkungan bandara.
Spesies ini berasal dari daerah tropis Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Namun, seperti yang disoroti dalam penelitian ini, hewan tersebut kini telah melintasi Samudera Pasifik dan menjadi spesies invasif di sejumlah Kepulauan Pasifik dan Australia.
Dikhawatirkan tawon ini mulai menyebar lebih jauh ke bagian lain Australia dan kawasan Pasifik yang berpotensi mengancam keselamatan pesawat dan penerbangan di wilayah lain.