Suara.com - Para ilmuwan menemukan bukti pertama bahwa penduduk asli Amerika mengkonsumsi obat halusinogen di situs seni batu kuno. Bukti ini terlihat pada dinding gua sekitar 400 tahun lalu, serupa bunga merah melingkar.
Ditemukan di Gua Pinwheel California, seni gua ini dianggap menggambarkan Datura wrightii, yaitu tanaman berbunga yang dikenal memiliki sifat beracun dan halusinogen.
Namun, bukti indulgensi psikoaktif di gua ini lebih dari sekadar coretan sekuntum bunga. Para ahli menggunakan analisis kimia untuk menunjukkan bahwa sisa kunyahan dari bunga halusinogen dapat ditemukan di celah gua.
Dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, tim tersebut berpendapat bahwa ini merupakan bukti jelas pertama manusia menelan halusinogen di situs seni cadas. Para ahli juga menduga bahwa seniman tersebut bukanlah dukun di bawah pengaruh tanaman.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan 2 Jenis Virus Corona di Kelelawar yang Dibekukan
Penggunaan Datura dalam upacara spiritual dan ritus peralihan umum digunakan di beberapa budaya pribumi Amerika. Namun, ini adalah pertama kalinya para ilmuwan menemukan jejak fisik obat tersebut di gua bersama seni cadas.
Untuk mendapatkan hasil penelitian ini, para arkeolog, ahli kimia, dan ahli forensik menggunakan kromatografi cair, yaitu spektrometri massa untuk menemukan keberadaan skopolamin dan atropin alkaloid halusinogen dalam gumpalan yang dikunyah dari bahan tanaman yang ditemukan tertanam di dinding gua. Kemudian analisis pemindaian mikroskop elektron digunakan untuk memastikan alkaloid berasal dari Datura wrightii.
"Bukan kebetulan, karya seni tersebut menggambarkan bentuk bunga yang mencolok dengan lima kelopak yang melengkung secara elegan, seperti bunga dari banyak spesies Datura," kata para ilmuwan, seperti dikutip IFL Science pada Rabu (25/11/2020).
Sebelumnya, banyak teori menyatakan bahwa contoh seni cadas diciptakan oleh dukun dalam keadaan "melayang" saat sedang mengonsumsi obat-obatan psikedelik. Ini karena pola trippy dan citra surealis yang ditemukan dalam seni cadas, tetapi para ilmuwan tidak pernah menemukan bukti yang jelas tentang konsumsi zat halusinogen di situs cadas mana pun.
Sekarang, temuan baru telah memberikan bukti langsung tentang obat halusinogen di situs seni cadas. Namun, para ahli berpendapat bahwa penemuan baru ini menentang teori "dukun di bawah pengaruh obat" karena tim ilmuwan yakin seniman yang membuat ukiran bunga tersebut tidak sedang berada dalam kondisi mengonsumsi obat.
Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Kemoterapi yang Diyakini Efektif Mematikan Sel Kanker
Sebaliknya, seni tersebut lebih seperti tanda yang menunjukkan bahwa ini adalah ruang di mana tanaman Datura tertelan.