Penjelajah Mars Temukan Bukti Banjir Kuno Membentuk Kawah Gale

Rabu, 25 November 2020 | 09:10 WIB
Penjelajah Mars Temukan Bukti Banjir Kuno Membentuk Kawah Gale
Danau di planet Mars. [YouTube/ESA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kawah Gale dipilih sebagai lokasi pendaratan penjelajah Curiosity milik NASA karena dipercaya pernah terisi air. Sejak kedatangan penjelajah pada 2012, robot itu telah mengirimkan kembali data mengenai aliran bukti pendukung yang stabil. Tetapi, para ahli tampaknya melewatkan banjir raksasa yang terjadi 3,6 hingga 3,85 miliar tahun yang lalu. Well, penemuan terbaru tentang struktur geologi Mars menunjukkan bahwa salah satu kawah terkenal di Mars, Kawah Gale, pernah mengalami banjir dalam skala yang sangat besar.

Penemuan ini menambah bukti bahwa air muncul di permukaan Mars lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya, meskipun tidak jelas apakah akan bertahan cukup lama untuk meningkatkan prospek kehidupan.

Sejak 1997, penjelajah Mars lain yang disebut Pathfinder memberikan bukti bahwa lokasi pendaratannya di Ares Vallis telah mengalami banjir besar. Tetapi Dr Alberto Fairen dari Universitas Cornell mengusulkan sesuatu dalam skala yang berbeda untuk Kawah Gale.

Banyak bebatuan di sekitar Gunung Sharp, puncak pusat Gale, tampak seperti sedimen dan ini menunjukkan bahwa wilayah ini dulunya adalah dasar danau yang dangkal. Sedimen ini termasuk bubungan kerikil berbentuk gelombang yang dikenal sebagai "megaripples" setinggi 10 m dan terpisah sekitar 137 m.

Baca Juga: SpaceX Luncurkan Satelit Pemetaan Laut untuk NASA dan Eropa

Mount Sharp, puncak dari Pegunungan Sentral di Kawah Gale, Planet Mars. Diduga terbentuk karena asteroid dan banjir besar [NASA/JPL-CALLTECH/MSSS via IFL Science].
Mount Sharp, puncak dari Pegunungan Sentral di Kawah Gale, Planet Mars. Diduga terbentuk karena asteroid dan banjir besar [NASA/JPL-CALLTECH/MSSS via IFL Science].

Berdasarkan kemiringan bubungan bukit dan panjang gelombang di antaranya, tim menyimpulkan bahwa bukit itu dibuat oleh dinding air setinggi setidaknya 24 m yang melaju dengan kecepatan 10 m per detik.

"Kami mengidentifikasi megaflood untuk pertama kalinya menggunakan data sedimentologi terperinci yang diamati oleh penjelajah Curiosity," kata Fairen, seperti dikutip IFL Science pada Rabu (25/11/2020).

Fairen menambahkan bahwa bentuknya menyerupai ukiran pada banjir es yang mencair di Bumi. Fitur seperti ini di lantai Kawah Gale sebelumnya diperkirakan terbentuk sebelum kemunculan Gunung Sharp karena area sekitarnya terkikis.

Namun, Fairen memberikan bukti bahwa sebagian besar fitur lebih muda dari Gunung Sharp, menyiratkan air kembali ke sistem setelah lama tidak muncul.

Di Bumi, banjir seperti itu biasanya merupakan akibat dari pergeseran iklim atau panas vulkanik di bawah es. Sementara di Mars, kemungkinan besar disebabkan oleh asteroid atau komet yang menghantam planet. Panas yang dihasilkan oleh benturan mengubah sejumlah besar air es, karbon dioksida beku, dan metana yang tersimpan di bawah permukaan menjadi gas.

Baca Juga: Wow! Meteorit Mars yang Jatuh Jutaan Tahun Lalu Mengandung Kristal

Gas-gas ini menghasilkan efek rumah kaca yang berumur pendek, namun cukup kuat untuk menghangatkan planet dan mencairkan lebih banyak es, terutama di wilayah ekuator seperti Gale.

Pendinginan selanjutnya kemudian menciptakan hujan lebat yang ditambahkan dengan air saat es mencair. Banjir lalu datang dari tepi Kawah Gale dan menuruni Gunung Sharp.

"Peristiwa banjir mungkin hanya berlangsung beberapa hari, tetapi periode hangat dan basah berlangsung lebih lama," tambah Fairen.

Megaflood Mars sebelumnya telah diusulkan berdasarkan pengamatan Mars Express di Kawah Worcester, yang terletak di dekat mulut Kasei Valles, yang dianggap sebagai sistem saluran terbesar Mars.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI