Pasar Ekonomi Digital Indonesia Masih yang Terbesar di Asia Tenggara

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 24 November 2020 | 22:43 WIB
Pasar Ekonomi Digital Indonesia Masih yang Terbesar di Asia Tenggara
Potensi ekonomi digital Indonesia mencapai lebih dari Rp 1.762 triliun di 2025. Foto: Ilustrasi belanja online. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company memprediksi Indonesia tetap menjadi pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, dengan potensi pasar mencapai 124 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.762 triliun pada 2025.

"Indonesia tetaplah pasar ekonomi internet terbesar di Asia Tenggara dan menjadi medan persaingan utama bagi platform-platform teknologi. Oleh sebab itu, mereka sangat siap untuk menjadi pendorong utama inovasi digital di kawasan ini," ujar Partner and Leader dari Southeast Asia Private Equity Practice di Bain & Company, Alessandro Cannarsi, dalam keterangan tertulis, Selasa (24/11/2020).

Laporan regional 2020 ini mencakup lima sektor, yaitu e-commerce, media online, transportasi online, perjalanan, dan layanan keuangan digital, serta menyentuh dua sektor baru, yakni teknologi pendidikan dan kesehatan (EdTech dan HealthTech).

Diperkirakan dalam lima tahun ke depan akan ada pertumbuhan 21 persen untuk sektor e-commerce Indonesia serta 28 persen untuk transportasi online dan pengantaran makanan.

Baca Juga: Pengguna Layanan Digital di Indonesia Naik 37% Gara-gara Covid-19

Sementara itu, laporan tahunan berjudul At full velocity: Resilient and Racing Ahead tersebut juga memperkirakan ekonomi digital Indonesia secara keseluruhan bernilai 44 miliar dolar AS atau sekitar Rp 625 triliun pada 2020.

"Laporan tahun ini menunjukkan ekonomi digital Indonesia terus bertumbuh dua digit, dipimpin oleh e-commerce dan media online," ujar Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf.

E-commerce naik 54 persen menjadi 32 miliar dolar AS pada 2020, dari 21 miliar dolar AS pada 2019. Pertumbuhan momentum e-commerce di Indonesia juga tercermin dari peningkatan lima kali lipat jumlah supplier lokal yang mencoba berjualan online karena pandemi.

Media online juga menunjukkan pertumbuhan positif sejauh ini pada 2020, dengan nilai 4,4 miliar dolar AS atau naik 24 persen dari 3,5 miliar dolar AS pada 2019. Sektor ini diperkirakan akan terus bertumbuh sebesar 18 persen menjadi 10 miliar dolar AS pada 2025.

Namun, dengan adanya pandemi, sektor tertentu seperti perjalanan dan transportasi terhambat, seperti yang ditunjukkan laporan ini.

Baca Juga: Telkomsel Investasi Rp 2,1 Triliun ke Gojek, Perkuat Ekonomi Digital

Sektor perjalanan online turun 68 persen menjadi 3 miliar dolar AS pada 2020, dari 10 miliar dolar AS pada 2019, walau diperkirakan akan bertumbuh dengan CAGR 36 persen dan mencapai 15 miliar dolar AS pada 2025. Pengantaran makanan dan transportasi juga turun 18 persen menjadi 5 miliar dolar AS, dari 6 miliar dolar AS pada 2019.

Meski begitu, Chief Investment Strategist, Temasek, Rohit Sipahimalani, masih melihat potensi yang besar dari ekonomi internet Indonesia, dengan pertumbuhan yang didorong oleh besarnya jumlah pengguna internet yang sangat aktif dan bahkan semakin aktif menggunakan internet karena pandemi.

Selain itu, menurut dia, banyaknya pengguna baru teknologi berbasis internet serta e-commerce memunculkan prospek untuk usaha-usaha baru di Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan untuk usaha yang sudah ada.

"Kami juga terus melihat adanya peluang-peluang investasi pada ekonomi internet Asia Tenggara, yang sejalan dengan tren struktural kami untuk mendorong kemajuan sosial dengan memanfaatkan teknologi. Bersama dengan swasta, pemerintah, dan masyarakat, kami berkomitmen untuk turut membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan di Asia Tenggara," Rohit menambahkan. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI