Pengguna Layanan Digital di Indonesia Naik 37% Gara-gara Covid-19

Selasa, 24 November 2020 | 22:25 WIB
Pengguna Layanan Digital di Indonesia Naik 37% Gara-gara Covid-19
Ekonomi digital di Asia Tenggara akan melonjak. Foto: Ilustrasi belanja online. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama 2020, pertumbuhan pengguna layanan digital di Indonesia melonjak pesat. Laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company memaparkan, 37 persen penduduk Indonesia membuat akun baru untuk menikmati layanan digital.

Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf mengatakan, 56 persen konsumen layanan digital baru di Indonesia berasal dari wilayah luar perkotaaan. Dari keseluruhan, Randy mengatakan bahwa 93 persen dari mereka akan terus menggunakan layanan digital, setidaknya satu platform hingga pandemi berakhir.

"Pandemi Covid-19 mengharuskan mereka berdiam di rumah. Banyak masyarakat yang tadinya tidak menggunakan layanan digital, sekarang mulai menuju ke sana," jelas Randy dalam konferensi virtual Google Indonesia, Selasa (24/11/2020).

Randy melaporkan, kenaikan juga terjadi dalam menggunakan layanan online. Sebelum pandemi, rata-rata masyarakat Indonesia hanya menggunakan layanan online selama 3,6 jam.

Baca Juga: Google dan Temasek Kucurkan Rp 4,9 Triliun untuk Tokopedia

"Ketika ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), waktu online naik menjadi 4,7 jam per hari. Kemudian turun lagi setelah PSBB awal pandemi," jelas Randy.

Laporan e-Conomy atau ekonomi digital Asia Tenggara ini mencakup tujuh sektor, di antaranya adalah e-commerce, media online, transportasi online, layanan perjalanan, dan layanan keuangan digital, dan dua sektor baru yang mencakup layanan pendidikan digital (EdTech) dan layanan kesehatan digital (HealthTech).

Randy memaparkan, media online menjadi sektor yang tumbuh positif selama 2020. Sektor ini naik dari 3,5 miliar dolar AS menjadi 4,4 miliar dolar AS dengan persentase 24 persen. Media online diprediksikan akan terus tumbuh sebesar 18 persen menjadi 10 miliar dolar AS tahun 2025.

Sedangkan sektor perjalanan online turun 68 persen, dari 10 miliar dolar AS pada 2019 menjadi 3 miliar dolar AS pada 2020. Layanan jasa antar makanan dan transportasi turun 18 persen, dari 6 miliar dolar AS menjadi 5 miliar dolar AS.

Meski begitu, Indonesia diprediksi tetap menjadi pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Alessandro Cannarsi selaku Partner and Leader dari Southeast Asia Private Equity Practice di Bain & Company mengatakan, Indonesia bakal menjadi medan persaingan utama bagi platform-platform teknologi.

Baca Juga: Tokopedia Umumkan Terima Investasi dari Google dan Temasek

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI