Menggemaskan tapi Beracun, Ilmuwan Temukan Tikus Berukuran Kelinci

Senin, 23 November 2020 | 15:30 WIB
Menggemaskan tapi Beracun, Ilmuwan Temukan Tikus Berukuran Kelinci
Penemuan tikus jambul Afrika. [Mammalogy]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Mammalogy mengungkapkan, seekor tikus aneh yang hidup di Afrika. Tikus tersebut merupakan satu-satunya mamalia yang diketahui, mengumpulkan racun mematikan dari tanaman untuk pertahanan diri.

Namun secara penampakan, tikus jambul Afrika (Lophiomys imhausi) tidak terlihat seperti pembunuh. Hewan ini menyerupai gabungan antara pom-pom dan sigung. Racun yang dikumpulkan tikus tersebut melapisi tubuhnya dan hanya perlu beberapa miligram untuk membunuh manusia.

Meskipun baru dilaporkan dalam makalah, penduduk di Afrika Timur telah lama mencurigai tikus itu sebagai hewan berbahaya.

Pada 2011, studi awal tentang ciri-ciri tidak biasa dari tikus jambul menunjukkan bahwa hewan itu mengumpulkan racun dari pohon panah beracun (Acokanthera schimperi), yang telah dimanfaatkan manusia untuk berburu karena kaya akan cardenolides yang sangat beracun.

Baca Juga: Kisah Achmad Mochtar, Ilmuwan Indonesia Dipancung Usai Disiksa 10 Bulan

Penemuan tikus jambul Afrika. [Mammalogy]
Penemuan tikus jambul Afrika. [Mammalogy]

Ketika merasa terancam, tikus-tikus ini mengeluarkan jambul rambut di sepanjang punggung. Oleh karena itu, dihipotesiskan bahwa tikus tersebut mendapatkan senjata ini dengan mengunyah kulit kayu Acokanthera dan menjilati racun ke ujung bulunya.

Penelitian awal ini mengonfirmasi perilaku pada satu individu, tetapi seberapa luas perilaku serupa di antara tikus jambul masih belum jelas.

Untuk mengetahui apakah perilaku itu umum, para ahli menjebak 25 tikus jambul Afrika dalam penelitian baru. Setelah meninjau hampir 1.000 jam rekaman, para ilmuwan menemukan bahwa mengumpulkan racun Acokanthera adalah hal biasa dan bahwa kehidupan sosial hewan unik ini sangat kompleks.

"Kami menempatkan kedua tikus ini bersama-sama di dalam kandang dan mereka mulai mendengkur serta merawat satu sama lain. Ini kejutan besar karena kami mengira hewan ini penyendiri. Saya menyadari bahwa kami memiliki kesempatan untuk mempelajari interaksi sosial mereka," kata Sara Weinstein, peneliti dari University of Utah, seperti dikutip IFL Science, Senin (23/11/2020).

Penemuan tikus jambul Afrika. [Mammalogy]
Penemuan tikus jambul Afrika. [Mammalogy]

Meskipun memiliki racun mematikan, hewan ini adalah herbivora yang menghabiskan sebagian besar waktu untuk makan dan berhenti untuk berkembang biak, serta merawat satu sama lain atau memanjat tembok untuk mencapai sarang.

Baca Juga: Ilmuwan Indonesia Dituduh Meracuni Vaksin, Dihukum Pancung

Tikus-tikus ini juga tampak monogami dan memiliki banyak ciri yang terlihat pada hewan monogami lainnya, seperti ukuran besar, harapan hidup panjang, dan tingkat reproduksi yang lambat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI