Suara.com - Hasil uji coba Tahap 2 dari vaksin virus corona (Covid-19) oleh Oxford, menunjukkan bahwa vaksin tersebut juga aman dan efektif terhadap orang dewasa yang lebih tua.
Vaksin Oxford (ChAdOx1 nCoV-19) diberikan kepada 560 orang dalam dua dosis standar. Tim ilmuwan melaporkan dalam jurnal Lancet bahwa dalam 14 hari, 208 dari 209 peserta yang menerima kedua dosis tersebut memiliki antibodi.
Para ahli juga menekankan bahwa 240 peserta berusia di atas 70 tahun dan respons kekebalan tubuh mereka, serupa dengan orang yang lebih muda dalam uji klinis ini serta hasil dari kelompok yang lebih muda dari Tahap 1.
Itu adalah hasil yang sangat penting, mengingat bagaimana orang dewasa yang lebih tua adalah salah satu kelompok paling berisiko terinfeksi.
Baca Juga: Tergolong Ringan, Simak Tiga Efek Samping Vaksin Covid-19 Moderna
Menurut penyelidik di Universitas Oxford dan Konsultan Kehormatan dalam Penyakit Menular, Dr Angela Minassian, mendorong respons imun kuat pada orang dewasa yang lebih tua telah menjadi tantangan lama dalam penelitian vaksin manusia.
"Untuk menunjukkan bahwa teknologi vaksin ini mampu memicu respons tersebut, pada kelompok usia paling berisiko terhadap Covid-19 yang parah, menawarkan harapan bahwa kemanjuran vaksin akan serupa pada orang dewasa yang lebih muda dan lebih tua," ujarnya.
Tak hanya itu, vaksin juga dapat ditoleransi dengan baik. Di mana efek samping hanya terjadi di sekitar tempat suntikan dan hanya berlangsung dalam waktu singkat. Orang dewasa yang lebih tua pun lebih kecil kemungkinannya, mengalami reaksi di tempat bekas suntikan dan gejala pada hari vaksinasi, dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
"Kami senang melihat bahwa vaksin kami tidak hanya ditoleransi dengan baik pada orang dewasa yang lebih tua, tetapi itu juga merangsang tanggapan kekebalan serupa dengan yang terlihat pada sukarelawan yang lebih muda," ucap Dr Maheshi Ramasamy, penyelidik di Grup Vaksin Oxford dan Konsultan Dokter, seperti dikutip IFL Science, Jumat (20/11/2020).
Vaksin ChAdOx1 nCov-2019 saat ini sedang menjalani uji coba Tahap 3, dengan 40.051 peserta saat ini yang terdaftar. Hasil sementara pertama untuk percobaan ini diharapkan akan dilaporkan dalam beberapa minggu mendatang.
Baca Juga: Ajukan Perizinan, Vaksin Pfizer Mungkin Bisa Tersedia Desember
Vaksin tersebut menggunakan adenovirus simpanse yang telah dimodifikasi secara genetik untuk memiliki protein lonjakan (spike protein) eksternal, yang sama dengan virus SARS-CoV-2 yang mengakibatkan Covid-19. Adenovirus ini tidak menginfeksi manusia, tetapi keberadaannya melatih sistem kekebalan manusia untuk mengenali protein lonjakan ini, sebagai bahaya yang masuk ke tubuh.