Suara.com - Pengamatan satelit dan balon cuaca dari NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan bahwa lubang ozon musiman di atas Antartika akan tetap aktif hingga November.
Ozon adalah gas di lapisan stratosfer yang bertindak sebagai tabir surya bagi kehidupan di Bumi. Di lapisan itu, ozon melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet pemicu kanker, dan dapat merusak tumbuhan serta plankton.
Ozon stratosfer alami menipis ketika klorin dan bromin dari aktivitas yang dilakukan manusia menempel pada atom ozon. Setiap musim dingin di belahan Bumi selatan, sinar Matahari yang memantul menyebabkan interaksi yang mengikis ozon. Erosi akan berlanjut di suhu dingin hingga mendekati musim semi.
"Suhu dingin yang terus-menerus dan angin sirkumpolar yang kuat, juga dikenal sebagai pusaran kutub, mendukung pembentukan lubang ozon Antartika yang besar dan dalam yang akan bertahan hingga November," kata NASA dalam sebuah pernyataan pada 30 Oktober, seperti dikutip Space.com pada Jumat (13/11/2020).
Baca Juga: Best 5 Oto: New Rolls-Royce Ghost Tiba, Pak Harto Naik Toyota Land Cruiser
NASA menambahkan lubang ozon Antartika tahunan mencapai ukuran puncaknya sekitar 9,6 juta mil persegi pada 20 September atau kira-kira tiga kali luas benua Amerika. Pengamatan mengungkapkan penghapusan ozon hampir sempurna di lapisan stratosfer setinggi 4 mil di kutub selatan.
Lubang ozon 2020 adalah yang terbesar ke-12 berdasarkan luasnya dalam 40 tahun catatan satelit dan sekaligus jumlah ozon terendah ke-14 yang diukur oleh instrumen balon.
Bagaimanapun, produksi ozon jauh lebih baik daripada 2000 ketika ukuran lubang mencapai puncaknya. Lubang itu telah berkurang sejak penurunan bahan kimia perusak ozon yang diatur oleh Protokol Montreal 1987.
"Dari puncak 2000, tingkat klorin dan brom di stratosfer Antartika telah turun sekitar 16 persen ke tingkat alami. Jalan kita masih panjang, tetapi perbaikan itu membuat perbedaan besar tahun ini. Lubang itu akan menjadi sekitar satu juta mil persegi lebih besar jika masih ada klorin di stratosfer sebanyak yang ada pada tahun 2000," ucap Paul A. Newman, kepala ilmuwan ilmu Bumi di Goddard Space Flight Center NASA.
Instrumen satelit yang mengukur ozon termasuk Dutch-Finnish Ozone Monitoring Instrument pada satelit Aura NASA, Microwave Limb Sounder pada Aura, Ozone Mapping Profiler Suite di satelit NASA-NOAA Suomi National Polar-orbiting Partnership (NPP), dan Ozone Mapping Profiler Suite lainnya pada satelit kutub NOAA-20.
Baca Juga: Peringatan Ulang Tahun ke-100, Mazda3 Muncul dalam Edisi Terbatas