Riset: 12 Juta Pengguna Baru e-Commerse Selama Pandemi

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 05 November 2020 | 06:30 WIB
Riset: 12 Juta Pengguna Baru e-Commerse Selama Pandemi
Ilustrasi belanja online. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perusahaan e-commerce enabler Sirclo baru-baru ini merilis laporan tentang tren perkembangan e-commerce Indonesia di masa pandemi Covid-19. Laporan tersebut mengungkap lonjakan pengguna baru, sejak pandemi berlangsung, tercatatkan sekitar 12 juta pengguna.

"Ada 12 juta pengguna e-Commerce baru dan sekita 40 persen diantaranya akan stay mengandalkan e-commerce, meski setelah pandemi berakhir," ujar pendiri sekaligus CEO Sirclo Brian Marshal, dalam virtual press conference, Rabu (3/11/2020).

Menurutnya, angka itu akan terus berkembang dan yang 40 persen itu tidak bersifat sementara pengguna e-Commerce. Jika dibandingkan dalam kondisi normal, akselerasi kenaikan jumlah pengguna ini bisa tercapai dalam kurun waktu 1,5-2 tahun.

Melalui riset berjudul "Navigating Indonesia's E-commerce COVID-19 Impact & The Rise of Social Commerce" melalui survei yang dilakukan kepada 2.987 responden pada Juni 2020.

Baca Juga: Ipsos Rilis Hasil Survei Dompet Digital Paling Unggul di Indonesia

Pertumbuhan pengguna e-commerce selama pandemi. [Screenshot/Dythia Novianty]
Pertumbuhan pengguna e-commerce selama pandemi. [Screenshot/Dythia Novianty]

Tingginya akselerasi adopsi e-Commerce di Indonesia selama pandemi Covid-19 mengalami pertumbuhan sebesar 91 persen, jumlah ini jauh melampaui proyeksi sebelumnya yang hanya sebesar 54 persen.

"Hal ini bisa terjadi karena infrastruktur ekonomi digital Indonesia telah siap untuk melaju ke tahap berikutnya, terutama dengan tingginya penetrasi smartphone dan penggunaan internet di masyarakat. Kami percaya, industri e-commerce akan terus mengalami peningkatan pesat dan menjadi penggerak utama ekonomi digital Indonesia,” ungkap Brian.

Dirangkum dalam tersebut diprediksi 90 persen populasi Indonesia akan menggunakan smartphone di tahun 2025. Sejalan dengan hal tersebut, total pengguna smartphone yang mengadopsi internet pun akan meningkat hingga 77 persen.

Dua hal ini turut mendorong industri ekonomi digital untuk meningkat 3x lipat dalam rentang tahun 2019-2025. Pada 2019, industri belanja online menyumbang lebih dari setengah total transaksi ekonomi digital di Indonesia, yakni sebesar 21 milyar dolar Amerika.

Google pun telah merilis laporan resmi bahwa industri e-commerce Indonesia diproyeksikan akan menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tertinggi di dunia, hingga 36.1 persen per tahunnya.

Baca Juga: E-commerce Masih Jadi Target Utama Kejahatan Siber

Sementara itu, selama pandemi ini tercatatkan beberapa produk yang memiliki peminat tinggi, yakni terkait sanitasi, seperti hand sanitizer.

"Peningkatan minat produk ini sangat tinggi. Meski tidak mengalami lonjakan setinggi sebelumnya hingga kuartal ketiga permintaannya akan terus melonjak," terangnya.

Sedangkan dari sisi perilaku konsumen pengguna e-commerce, riset Sirclo menunjukkan terjadi sekitar 20 persen atau 1 dari 5 orang belanjanya sering, bahkan bisa 9 kali per bulan atau seminggu 2 kali.

"Sekarang semua orang sudah berbelanja online," tukas Brian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI