Hewan Raksasa di Asia Tenggara Punah Bukan Karena Manusia

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 01 November 2020 | 05:15 WIB
Hewan Raksasa di Asia Tenggara Punah Bukan Karena Manusia
Ilustrasi gajah raksasa atau mammut. (Pixabay/ Sebastian Ganso)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian dari Julien Louys dari Griffith University dan Patrick Roberts dari Max Planck Institute menemukan bahwa perubahan lingkungan dari sabana menjadi hutan tropis membuat binatang-binatang rakasasa di Asia Tenggara punah. Berikut paparan mereka:

Membayangkan Asia Tenggara saat ini mungkin akan langsung terlintas hutan hujan tropis yang lebat dengan hewan ikonik seperti orang utan, harimau, dan monyet.

Namun, ada hewan-hewan bertubuh besar lainnya yang mungkin kurang terkenal, tapi sama pentingnya bagi ekosistem, seperti serow (mirip kambing), goral, 3 spesies badak Asia, dan satu-satunya spesies tapir masih tinggal di “Dunia Lama”.

Makhluk ini bersama-sama membentuk megafauna Asia Tenggara, kedua setelah Afrika soal keanekaragaman.

Kedua ekosistem kontinental ini merupakan sisa terakhir dari dunia yang sebagian besar telah punah - tempat raksasa pernah menjelajahi Bumi. Lalu, apa yang menyebabkan begitu banyak spesies megafauna punah?

Beberapa teori menunjukkan bahwa ini bisa karena manusia, perubahan iklim, atau keduanya yang membawa megafauna Asia Tenggara menuju kepunahan.

Namun, penelitian terbaru kami di Nature mengindikasikan bahwa naik turunnya sabana yang mendorong terjadinya kepunahan.

Punahnya megafauna Asia Tenggara

Asia Tenggara telah kehilangan banyak spesies mamalia besar selama periode Quarternary (periode keempat), dalam 2,6 juta tahun terakhir.

Baca Juga: Ditemukan: Pemicu Kiamat Akbar yang Musnahkan Hampir Seluruh Mahluk di Bumi

Spesies-spesies ini antara lain kera terbesar di dunia, Gigantopithecus, stegodon, makhluk mirip gajah, dan kerbau besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI