Suara.com - Ketahanan baterai smartphone menjadi salah satu masalah perangkat seluler sejak dahulu. Perawatan baterai yang buruk bisa menyebabkan kinerja menurun sehingga pengguna menjadi lebih sering kehabisan baterai.
Menurut laman web Battery University milik perusahaan baterai Cadex, disebutkan bahwa baterai lithium-ion di smartphone sangat sensitif dan bisa "stres". Sama seperti halnya manusia, versi stres pada baterai dapat merusak masa pakai baterai ponsel dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, pengguna smartphone perlu mengetahui beberapa hal terkait umur baterai jika ingin menjaga baterai tetap awet.
Dalam siaran pers yang diterima Suara.com, berikut adalah tips merawat baterai smartphone:
Baca Juga: Tips Merawat Mobil di Rumah Saat Cuti Bersama
- Tidak membiarkan pengecasan masih berlangsung ketika baterai sudah terisi penuh.
- Tindakan membiarkan colokan charger masih terpasang pada smartphone dapat berdampak buruk bagi baterai dalam jangka panjang.
- Banyak pengguna beranggapan bahwa mengisi baterai sebaiknya dilakukan ketika akan tidur dan dibiarkan terisi penuh 100 persen saat pagi hari. Cara ini tidak tepat karena saat baterai smartphone terisi penuh maka perangkat sesungguhnya mendapatkan daya untuk menjaganya tetap 100 persen dalam posisi charger tetap tercolok.
- Dalam kondisi baterai sudah 100 persen namun posisi masih berada di charger dan aliran listrik bekerja, baterai akan mengalami keadaan stres dan tegangan tinggi yang berpotensi mengikis bahan kimia di dalamnya sehingga mengakibatkan baterai akan cepat rusak atau bocor.
- Dalam beberapa kasus, perangkat dapat menimbulkan percikan api dan terbakar. Ini biasanya terjadi karena pengguna tidak menggunakan pengisi daya orisinil.
- Pengguna dapat melakukan pengecasan baterai sesegera mungkin ketika daya baterai menipis. Pengguna tidak perlu menunggu untuk melakukan pengisian ulang daya hingga smartphone mati total atau kapasitas baterai mencapai nol (0) persen.
- Pengisian baterai dalam kondisi kosong justru akan memakan waktu yang lebih lama dibanding saat daya masih tersisa kurang dari setengah. Idealnya, ketika indikator daya menunjukkan level sekitar 35 persen atau 40 persen, pengguna dapat langsung melakukan pengisian daya.