Pertama Kalinya, Semburan Listrik Terdeteksi di Jupiter

Jum'at, 30 Oktober 2020 | 06:30 WIB
Pertama Kalinya, Semburan Listrik Terdeteksi di Jupiter
Foto Planet Jupiter dalam warna pastel, hasil tangkapan Teleskop Luar Angkasa Hubble dan NASA. (Dok. NASA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pesawat luar angkasa Juno milik NASA menangkap penampakan semburan listrik seperti kilat yang terjadi di hulu atmosfer Jupiter. Ini pertama kalinya diamati di planet selain Bumi.

Di Bumi sendiri, kilatan cahaya seperti itu disebabkan badai petir dengan sambaran petir menciptakan sulur merah yang disebut "sprite" atau cakram bercahaya yang disebut "elves".

Peristiwa bercahaya sementara (TLE) ini diduga dapat terjadi di Jupiter karena diketahui memiliki badai penerangan sendiri, tetapi belum pernah terlihat sebelumnya.

Pada musim panas lalu, para ilmuwan yang menggunakan instrumen spektograf ultraviolet (USV) Juno untuk mengamat aurora Jupiter terkejut saat melihat pancaran ultraviolet yang menghilang dengan cepat.

Baca Juga: Catat! Ini Tanggal NASA - SpaceX Luncurkan Misi Rotasi Awak Pertama di ISS

Sprite yang terjadi di Planet Jupiter, Kandungan hidrogen yang kaya membuat gelombang berwarna biru. Sementara di Bumi berwarna merah karena adanya nitrogen [NASA/JPL-CALTECH/SWRI via IFL Science].
Sprite yang terjadi di Planet Jupiter, Kandungan hidrogen yang kaya membuat gelombang berwarna biru. Sementara di Bumi berwarna merah karena adanya nitrogen [NASA/JPL-CALTECH/SWRI via IFL Science].

"UVS dirancang untuk mengkarakterisasi keindahan cahaya utara dan selatan Jupiter. Namun kami menemukan gambar UVS yang tidak hanya menunjukkan aurora Jovian, tetapi juga kilatan sinar UV yang terang di sudut yang tidak seharusnya. Semakin banyak tim kami menganalisisnya, semakin kami menyadari bahwa Juno mungkin telah mendeteksi sebuah TLE di Jupiter," kata Rohini Giles, penulis utama penelitian, seperti dikutip IFL Science pada Jumat (30/10/2020).

Di Bumi, sprite dipicu oleh petir dari badai yang bergemuruh sekitar 100 kilometer dan dapat membentang sejauh 50 kilometer, meskipun hanya berlangsung beberapa milidetik. Sementara Elves (kependekan dari Emisi Cahaya dan gangguan Frekuensi Sangat Rendah karena Sumber Pulsa Elektromagnetik) muncul sebagai cakram datar, ini dapat mencapai diameter 320 kilometer namun langsung berakhir dalam sekejap.

Tim ilmuwan kemudian mencari kembali data dari empat tahun terakhir misi Juno dan menemukan 11 peristiwa yang dicurigai sebagai TLE karena diamati di wilayah Jupiter yang diketahui membentuk guntur dan kilat serta berlangsung hanya dalam milidetik.

Para ahli mengesampingkan kemungkinan peristiwa ini hanya mega-sambaran petir karena itu ditemukan 300 kilometer di atas awan air tempat petir Jupiter biasanya terbentuk. UVS juga mendeteksi emisi hidrogen yang tinggi dalam kilatan cahaya.

"Di Bumi, sprite dan elve tampak berwarna kemerahan karena interaksinya dengan nitrogen di atmosfer bagian atas. Tapi di Jupiter, atmosfer bagian atas sebagian besar terdiri dari hidrogen, jadi kemungkinan besar itu akan tampak biru atau merah muda," tambah Giles.

Baca Juga: Cantik, NASA Bagikan Gambar Terbaru Jupiter dalam Warna Pastel

Sekarang para ilmuwan telah mengetahui apa yang dicari dan seharusnya lebih mudah menemukannya di Jupiter serta planet lain yang dikenal membentuk petir seperti Saturnus atau eksoplanet HAT-P-11b. Dengan penemuan ini, para ahli dapat memahami aktivitas listrik di atmosfer planet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI