Suara.com - Varian baru virus corona Sars-Cov-2, pemicu wabah Covid-19, yang berasal dari Spanyol menyebar cepat di Eropa sejak musim panas kemarin. Kini varian itu merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di beberapa negara Eropa dan mencakup lebih dari 80 persen kasus di Inggris.
Eropa kini sedang menghadapi gelombang kedua wabah Covid-19, yang disebut-sebut lebih parah ketimbang gelombang pertama pada awal 2020. Di beberapa negara, kapasitas ruang gawat darurat di rumah sakit sudah semakin padat dan dikhawatirkan sistem kesehatan di Benua Biru akan ambruk.
Varian baru virus corona itu diyakini berasal dari para pekerja peternakan di Spanyol. Varian ini menyebar cepat karena dibawa oleh mereka yang berlibur ke negara tersebut pada musim panas kemarin.
Para ahli, dalam sebuah studi yang terbit Kamis (29/10/2020), menamai varian baru itu sebagai 20A.EU1. Para ilmuwan dari berbagai negara itu telah merunut mutasi genetik varian baru tersebut, hingga menyimpulkan asalnya dari Spanyol.
Baca Juga: Perhatikan Penggunaan, Begini Cara Efektif Memakai Hand Sanitizer
"Dari penyebaran 20A.EU1 ini jelas diketahui bahwa upaya pencegahan belum cukup baik," kata Emma Hodcroft, ahli genetika evolusiner dari Universitas Basel, Swiss, pemimpin penelitian soal varian baru virus corona ini.
Kini para ilmuwan sedang meneliti lebih dalam tentang varian baru virus corona itu. Penting untuk diketahui apakah mutasi yang dialaminya membuat virus itu lebih cepat menular atau lebih mematikan dari varian-varian awal.
Hodcroft sendiri menegaskan bahwa belum ada bukti bahwa varian baru virus corona ini menyebar cepat karena mutasi yang dialaminya, demikian diwartakan Financial Times.
Sebelumnya para ilmuwan telah mengidentifikasi varian lain virus corona, yakni D614G yang banyak ditemukan di Amerika, Eropa, Asia, dan Asia Tenggara. Mutasi pada varian ini menyebabkannya jauh lebih mudah menular. Beberapa ilmuwan mengatakan varian ini lebih kurang mematikan.
Saat ini para ilmuwan berupaya keras untuk mengetahui perubahan perilaku apa yang dibawa oleh varian baru virus corona asal Spanyol, 20A.EU1 tersebut.
Baca Juga: Kabar Baik, Vaksin Covid-19 Disebut Tidak Berpengaruh pada Mutasi Virus