Suara.com - Para ilmuwan menemukan terumbu karang raksasa di ujung utara Great Barrier Reef Australia, dengan tinggi lebih dari Menara Eiffel. Ini merupakan penemuan terumbu karang pertama dalam 120 tahun.
Terumbu karang tersebut memiliki panjang 1,5 kilometer dan menjulang setinggi 500 meter, lebih tinggi dari Menara Eiffel dan Empire State Building di New York, serta terletak hanya 40 meter di bawah permukaan laut.
Schmidt Ocean Institute saat ini melakukan misi 12 bulan untuk menjelajahi perairan yang kurang dipelajari di sekitar terumbu ini, yang terpisah dari Great Barrier Reef di lepas pantai Queensland.
Tim menggunakan robot bawah air untuk menjelajahi terumbu karang tersebut. Disebut SuBastian, robot itu merekam video penemuan tersebut dan mengunggahnya di akun YouTube Schmidt Ocean pada 25 Oktober. Meskipun berhasil merekam penampakannya, tim belum memiliki kesempatan untuk mengambil sampel makhluk hidup secara langsung.
Baca Juga: Lockdown Dibuka, Melbourne Bolehkan Penduduk Kumpul-kumpul Secara Terbatas
"Terumbu karang mendukung semua bahan utama dari terumbu tropis yang berkembang, dengan karang keras, karang lunak, ikan, dan bahkan hiu," kata Dr Robin Beaman dari James Cook University, seperti dikutip IFL Science, Kamis (29/10/2020).
Hal ini berbeda dengan terumbu karang perairan dangkal di dekat zona utara Great Barrier Reef, yang sebagian besar belum pulih dari peristiwa pemutihan massal tahun 2016 di wilayah tersebut.
Menurut penuturan Mardi McNeil, anggota tim dari Queensland University of Technology, hal ini mengkhawatirkan karena terumbu karang di perairan dangkal dikelilingi oleh air yang memanas.
Itu bisa menjadi ancaman besar, terutama di ujung utara Great Barrier Reef, di mana karang mendekati batas termalnya. Di sisi lain, terumbu karang yang terlepas, dikelilingi oleh samudera dalam yang sejuk yang digerakkan oleh gelombang yang lebih kuat sehingga cenderung tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan suhu, setidaknya dalam jangka pendek.
Temuan ini mendasari pengetahuan manusia yang masih terbatas tentang dasar laut. Meskipun terumbu karang yang terpisah di dekatnya dipelajari beberapa tahun yang lalu dengan menggunakan LIDAR melalui udara, daerah di sekitarnya masih diabaikan.
Baca Juga: Belasan Warganya Jadi Korban "Penggeledahan Invasif", Australia Protes
Penemuan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Schmidt Ocean Institute untuk mengubahnya, memetakan seluruh area di sekitar Great Barrier Reef utara menggunakan kapal penelitian Falkor dan ROV SuBastian.
Beaman mengatakan bahwa pemetaan sudah mencakup 90 persen. Sementara itu, hanya 20 persen lautan dalam di seluruh dunia yang telah dipetakan dengan peralatan modern dan institut telah berpartisipasi dalam proyek yang bertujuan mengubahnya pada 2030.