Suara.com - NASA mengembangkan alat kecerdasan buatan (AI) inovatif untuk membantu mengidentifikasi sekelompok kawah baru di Mars, yang terbentuk dalam dekade terakhir.
Algoritme pembelajaran baru yang mampu mengklasifikasi kawah tubrukan baru secara otomatis, dibuat oleh para ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, California.
Menurut pernyataan NASA, ini mewakili pertama kalinya kecerdasan buatan digunakan untuk mengidentifikasi kawah yang sebelumnya tidak diketahui di Planet Merah.
Para ilmuwan telah memasukkan algoritme lebih dari 112.000 gambar yang diambil oleh Context Camera di Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) milik NASA.
Baca Juga: Halloween, NASA Minta Warganet Ajukan Hoaks dan Konspirasi Luar Angkasa
Program ini dirancang untuk memindai foto perubahan fitur permukaan Mars yang menunjukkan kawah baru. Dalam penemuan kumpulan kawah pertama algoritme, para ilmuwan memprediksi kawah tersebut terbentuk dari tabrakan meteor antara Maret 2010 dan Mei 2012.
"AI tidak bisa melakukan jenis analisis terampil yang bisa dilakukan ilmuwan. Tetapi alat seperti algoritme baru ini dapat menjadi asisten para ahli. Ini membuka jalan bagi simbiosis menarik antara penyelidik manusia dan AI yang bekerja sama untuk mempercepat penemuan ilmiah," kata Kiri Wagstaff, ilmuwan komputer JPL, seperti dikutip Space.com, Selasa (27/10/2020).
Context Camera pada MRO mengambil gambar beresolusi rendah yang mencakup ratusan mil atau kilometer dalam satu waktu.
Meskipun instrumen ini dapat membantu menemukan bekas ledakan di sekitar benturan dan mempersempit tempat mencari kawah di permukaan planet, para ilmuwan mengandalkan instrumen lain seperti High-Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) pada MRO untuk menangkap detail yang lebih baik dan mengidentifikasi kawah individu.
Namun, fitur permukaan kecil di Mars bisa sulit dikenali hanya dengan menggunakan pengorbit. Proses ini umumnya mengharuskan para ilmuwan menghabiskan berjam-jam setiap hari untuk mempelajari gambar yang diambil oleh pesawat luar angkasa seperti MRO.
Baca Juga: Waduh! NASA Alami Kebocoran Sampel Asteroid
Oleh karena itu, algoritme pengklasifikasi kawah akan menghemat waktu ilmuwan dan engidentifikasi lebih banyak kawah di Planet Merah.
"Kami Tidak mungkin memproses lebih dari 112.000 gambar dalam waktu yang wajar tanpa mendistribusikan karya tersebut ke banyak komputer," ucap Gary Doran, ilmuwan komputer di JPL dalam sebuah pernyataan.
Para ahli di NASA memprogram pengklasifikasi kawah menggunakan 6.830 gambar yang diambil oleh Context Camera.
Proses ini mencakup foto area di mana para ahli sebelumnya telah mengidentifikasi dampak serta area tanpa kawah, sehingga alat tersebut dapat belajar membedakan fitur permukaan di Mars dengan tepat.
Kemudian para ilmuwan menguji pengklasifikasi kawah dengan memberi contoh 112.000 gambar yang diambil oleh Context Camera.
Alat AI mengidentifikasi sekelompok kawah di sebuah wilayah di Mars yang disebut Noctis Fossae dan dikonfirmasi oleh para ilmuwan menggunakan instrumen HiRISE. Alat tersebut mendeteksi 20 area potensial yang akan diperiksa oleh para ilmuwan secara lebih rinci untuk mencari kawah.
NASA berharap untuk menggunakan teknologi klasifikasi serupa pada pengorbit Mars di masa depan, yang akan membantu mempersempit citra orbit bagi para ilmuwan untuk menyelidiki lebih lanjut dan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang seberapa sering meteor menghantam Mars.