Bisakah Virus Corona Menular Lewat Seafood Beku?

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 27 Oktober 2020 | 07:15 WIB
Bisakah Virus Corona Menular Lewat Seafood Beku?
Ilustrasi seafood atau panganan bahari. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kepala Laboratorium Mikrobiologi China National Centre for Food Safety Risk Assessment, Li Fengqin, pada Juni lalu mengatakan kontaminasi virus melalui makanan yang disimpan beku dapat berpotensi menjadi sumber transimisi. Pernyataan ini diperkuat dengan laporan terbaru, juga di Cina, bahwa sel virus SARS-CoV-2 yang masih hidup pada makanan beku.

Tes PCR bisa positif pada pangan atau kemasan yang terinfeksi virus corona. Tapi jika sel virus (RNA) sudah mati, maka virus tidak bisa menggandakan diri lagi sehingga bahayanya menjadi hilang. Data pengujian replikasi RNA yang diambil dari pangan terkontaminasi diperlukan untuk menetapkan aturan baru terkait transmisi virus COVID-19 lewat makanan.

Terlepas dari kemungkinannya sangat kecil, peluang kontaminasi melalui makanan selalu ada.

Ini sama halnya ketika pada awal pandemi WHO menyatakan tidak perlu memakai masker untuk orang yang sehat karena saat itu belum ada data yang cukup tentang sifat infeksi virus COVID-19 melalui udara.

Tapi kemudian setelah data ilmiah tercukupi, memakai masker menjadi anjuran atau bahkan diwajibkan untuk semua orang untuk daerah-daerah yang kasus sangat tinggi. Anjuran ini tertuang dalam dokumen yang telah diperbarui oleh WHO pada Juni.

Secara bisnis, kasus penolakan produk telah menimbulkan kerugian pada pihak pengekspor. Jika penolakannya semakin banyak, maka akan berdampak pada kepercayaan dunia internasional pada produk kita.

Apa yang harus dilakukan produsen makanan atau konsumen?

Produsen dan konsumen tetap harus mengikuti protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun minimal 20 detik sebelum dan setelah memegang makanan kemasan beku. Produsen mestinya tidak menyiapkan dan mengemas bahan makanan saat kondisi kurang sehat.

Penerapan PSBB di berbagai kota telah membuat industri makanan berbasis online menjamur sehingga pengantar makanan juga harus mengikuti protokol kesehatan yang baik. Penerapan sanitasi sepanjang rantai produksi juga sangat penting.

Baca Juga: Duh, CDC China Sebut Kemasan Makanan Beku Bisa Tularkan Covid-19

Sebenarnya penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) seperti menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan). Praktik sanitasi dan higienis juga sudah diterapkan pada perusahaan besar atau untuk tujuan ekspor, tapi pemerintah perlu juga mengawasi penerapan GMP untuk UKM atau industri rumah tangga, yang selama ini lebih banyak beredar di pasar lokal Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI