Tim Peneliti Ini Kembangkan Alat Bantu Deteksi Planet Serupa Bumi

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 23 Oktober 2020 | 16:00 WIB
Tim Peneliti Ini Kembangkan Alat Bantu Deteksi Planet Serupa Bumi
Ilustrasi teleskop. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berkat bantuan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin, sejumlah peneliti Australia berhasil mengembangkan alat sensor baru untuk memudahkan pendeteksian planet, menyerupai Bumi yang letaknya jauh menggunakan teleskop optik yang berbasis di Bumi.

Alat sensor muka gelombang fotonika (photonic wavefront sensor) baru itu dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Sydney dan dipublikasikan pada Rabu (21/10).

Alat itu mampu mengukur dan mengoreksi "twinkle", yaitu distorsi cahaya bintang yang terjadi saat kita memandang menembus atmosfer Bumi menggunakan teleskop optik.

"Cara utama yang kami gunakan untuk mengidentifikasi planet-planet yang mengelilingi bintang berjarak jauh adalah dengan mengukur gerakan menukik teratur pada cahaya bintang yang terjadi karena planet menghalangi bagian dari matahari mereka," papar Barnaby Norris, penulis utama penelitian dilansir laman Xinhua, Jumat (23/10/2020).

Baca Juga: Peneliti: Virus Covid-19 Masuk ke Sel Manusia Ternyata Bisa Jalur Lain

Ilustrasi Bumi. Shutterstock
Ilustrasi Bumi. Shutterstock

Namun, tipe metode pendeteksian tidak langsung ini, misalnya mengukur gerakan menukik cahaya bintang, akan melewatkan banyak informasi jika dibandingkan dengan mengambil gambar planet secara langsung menggunakan teleskop.

Untuk memecahkan masalah ini, alat sensor baru itu mengadopsi pendekatan yang berbeda terhadap metode yang sudah ada melalui penggabungan fotonika dengan kecerdasan buatan.

"Alat sensor baru ini menyatukan perangkat fotonika canggih dengan pembelajaran struktural (deep learning) dan teknik-teknik jaringan saraf, guna mencapai tipe sensor muka gelombang yang belum pernah digunakan untuk teleskop berukuran besar," kata Norris.

Dengan potensi untuk memecahkan beberapa keterbatasan utama dari teknologi saat ini, penemuan tersebut akan digunakan pada salah satu teleskop optik terbesar di dunia, yaitu teleskop Subaru di Hawaii yang memiliki diameter 8,2 meter.

"Sebagian besar observasi terhadap eksoplanet dilakukan dengan teleskop yang mengorbit, misalnya Kepler milik NASA. Dengan penemuan kami, kami berharap dapat membangkitkan kembali observasi eksoplanet dari Bumi," ujarnya. Selesaiv

Baca Juga: Terlalu Bersemangat, Bor Penjelajah Mars Malah Pecahkan Batu Sampel

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI