Awas! Ilmuwan Peringatkan Potensi Mega Tsunami karena Ini

Selasa, 20 Oktober 2020 | 10:15 WIB
Awas! Ilmuwan Peringatkan Potensi Mega Tsunami karena Ini
Ilustrasi tsunami (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan memperingatkan mega tsunami yang tak terduga bisa terjadi karena pencairan gletser Alaska.

Mega tsunami itu dipicu oleh longsoran batu tidak stabil setelah pencairan gletser, yang kemungkinan besar akan terjadi dalam dua dekade mendatang. Namun, para ahli khawatir bencana itu dapat terjadi dalam 12 bulan mendatang.

Potensial bencana itu telah diperingatkan pada Mei oleh para ilmuwan yang menulis surat terbuka kepada Departemen Sumber Daya Alam Alaska (ADNR).

Para ahli mengkhawatirkan daerah bernama Prince William Sound yang terletak di sepanjang pantai selatan Alasa. Wilayah ini telah mengalami penyusutan gletser, yang menyebabkan ketidakstabilan di lereng gunung di Barry Arm, tepatnya di atas Gletser Barry.

Baca Juga: Waspadai Gempa Kembar Mentawai, Ingat Tsunami 2010

Ilustrasi Alaska. [Shutterstock]
Ilustrasi Alaska. [Shutterstock]

"Kami, sekelompok ilmuwan dengan keahlian dalam perubahan iklim, tanah longsor, dan bahaya tsunami, telah mengidentifikasi lereng gunung yang tidak stabil di atas kaki Gletser Barry di Barry Arm, 60 mil sebelah timur Anchorage, yang berpotensi menimbulkan tsunami," tulis para ilmuwan dalam surat terbuka tersebut.

Dilansir dari The Sun, Selasa (20/10/2020), tsunami tersebut dapat berdampak pada daerah yang sering dikunjungi wisatawan, kapal penangkap ikan, dan pemburu.

"Kami yakin tsunami yang diakibatkan oleh tanah longsor ini mungkin akan terjadi dalam tahun depan dan kemungkinan besar dalam 20 tahun," tambah para ilmuwan.

Citra satelit telah menunjukkan bagaimana pencairan es di gletser telah menyebabkan area berbatu yang luas terbuka.

Hal ini bisa berarti bahwa tanah longsor yang bergerak lambat sudah terjadi, tetapi jika sebagian besar lereng gunung runtuh, itu bisa menimbulkan konsekuensi yang lebih mengerikan.

Baca Juga: Gletser Mencair di Alpen, Ilmuwan Temukan Artefak Berusia 9.500 Tahun

Prince William Sound merupakan salah satu daerah terpencil di mana perairan di sekitarnya sering dikunjungi oleh perahu, termasuk kapal pesiar.

Para ilmuwan mencatat bahwa tanah longsor juga telah memicu gelombang raksasa di wilayah lain di Alaska dan Greenland selama dekade terakhir.

Pada 2015, kerusakan lereng yang terjadi di Taan Fiord menghasilkan tsunami setinggi 193 meter. Sementara di Karrat Fiord, Greenland bagian barat, tanah longsor yang terjadi pada Juni 2017 juga menghasilkan tsunami, menewaskan empat orang dan menghancurkan sebagian besar Kota Nuugaatsiaq.

Menurut para ahli, lereng yang tidak stabil di Barry Arm jauh lebih besar daripada contoh-contoh yang disebutkan sehingga itu berpotensi menghasilkan tsunami lebih besar dan dapat berdampak di seluruh Prince William Sound.

Ahli geofisika Chunli Dai dari Ohio State University mengatakan bahwa berdasarkan ketinggian endapan di atas air, volume tanah yang tergelincir, serta sudut kemiringan. Ia menghitung keruntuhan tersebut setidaknya akan melepaskan 16 kali lebih banyak puing dan 11 kali lebih banyak energi daripada longsor yang terjadi di Teluk Lituya, Alaska, pada 1958.

Ilustrasi gletser Alaska. [Brendan Smialowski/AFP]
Ilustrasi gletser Alaska. [Brendan Smialowski/AFP]

Dai menambahkan bahwa peristiwa yang terjadi di Alaska pada 1958 tersebut pernah disamakan oleh saksi mata dengan ledakan bom atom.

Sejak rilis surat terbuka awal tahun ini, analisis lebih lanjut mencatat sedikit perubahan. Temuan para ilmuwan ini dapat dilihat melalui situs web ADNR.

Pemantauan yang berkelanjutan akan terus dilakukan sehingga para ilmuwan dapat melihat tanda-tanda peringatan tanah longsor dan tsunami susulan sebelum terjadi. Ilmuwan memperkirakan tsunami dapat berdampak hingga 16 kilometer, sehingga peringatan awal dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI