Fitur Baru Google Bisa Deteksi Lagu Hanya dengan Bergumam

Sabtu, 17 Oktober 2020 | 08:03 WIB
Fitur Baru Google Bisa Deteksi Lagu Hanya dengan Bergumam
Google Voice. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Google memberikan dukungan bagi pengguna untuk mencari judul lagu hanya dengan menggumamkan melodi ketika pengguna tidak tahu lagu apa itu.

Google Penelusuran sekarang mendukung pencarian lagu saat pengguna menyenandungkan melodi serta menggunakan pembelajaran mesin untuk lebih memahami kesalahan ketik dan salah eja.

Fitur baru itu disebut hum to search dan tersedia di iOS dan Android melalui Google Assistant.

Pengguna smartphone dapat menekan tombol mikrofon di aplikasi Google dan mengucapkan "What's this song" atau mengklik tombol "Search a song".

Baca Juga: Internet Gratis di Palembang Sediakan Aplikasi Youtube dan Google

Setelah 10 hingga 15 detik menggumamkan melodi, Google akan menampilkan hasil menurut pendapatnya tentang lagu tersebut.

Google mengatakan bahwa pengguna tidak perlu bergumam dengan sempurna untuk menemukan hasil. Perusahaan teknologi itu akan tetap menunjukkan opsi yang paling mendekati berdasarkan lagu yang dimaksud.

Layanan akan menampilkan judul lagu, artis, dan opsi untuk membuka lagu tersebut di aplikasi lain, seperti YouTube.

"Ketika pengguna menyenandungkan melodi ke Penelusuran, model pembelajaran mesin kami mengubah audio menjadi urutan berbasis angka yang mewakili melodi lagu. Model kami dilatih untuk mengidentifikasi lagu berdasarkan berbagai sumber, termasuk nyanyian manusia, siulan, atau senandung, serta rekaman studio," kata Krishna Kumar, Manajer Produk Senior Google Penelusuran, seperti dikutip Independent pada Sabtu (17/10/2020).

Kumar menambahkan bahwa algoritme juga menghilangkan semua detail lainnya, seperti instrumen pengiring, warna nada, dan nada suara.

Baca Juga: Google Mulai Tutup Hangout, Alihkan Pengguna ke Chat

Google juga meningkatkan kemampuannya untuk memahami kata yang salah eja dan mengatakan bahwa satu dari setiap 10 kueri salah eja.

Algoritme ejaan baru menggunaan jaringan neural dalam untuk meningkatkan pengenalannya, sebuah perubahan yang membuat peningkatan lebih besar pada ejaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI