Suara.com - Rusia berencana untuk mengembangkan roket yang bisa dipakai lagi. Badan antariksa ini, Roscosmos, mengumumkan akan membangun roket dua tahap yang disebut Amur. Tahap pertama, akan kembali ke Bumi untuk pendaratan vertikal bertenaga seperti yang dilakukan pendorong Falcon 9 milik SpaceX.
Amur memiliki kemiripan dengan Falcon 9, seperti sirip grid yang menstabilkan tahap pertama roket. Namun, ada perbedaan di antara keduanya.
Perbedaannya yaitu:
- Dari segi dimensi, Amur akan jauh lebih kecil dan kurang bertenaga daripada Falcon 9. Tinggi 55 me dan kemampuan untuk mengangkat 11,6 ton muatan ke orbit rendah Bumi. Sementara Falcon 9 memiliki tinggi 70 m dan dapat mengirimkan hingga 25,1 ton ke orbit rendah Bumi.
- Tahap pertama, Amur akan menampilkan lima mesin, dibandingkan dengan sembilan mesin milik Falcon 9.
- Mesin Falcon 9 ditenagai oksigen cair dan minyak tanah, mesin Amur akan menukar minyak tanah dengan metana.
Amur akan diluncurkan dari Vostochny Cosmodrome di wilayah Amur Rusia, sesuai dengan penamaan roket itu. Pendaratan tahap pertama yang dapat digunakan kembali akan dilakukan di beberapa lokasi ditentukan kemudian.
Baca Juga: Roket Blue Origin Uji Sistem Pendaratan Manusia di Bulan, Kelak buat Turis
Roscosmos saat ini tidak berencana untuk melakukan touchdown pada platform terapung, seperti yang dilakukan SpaceX dengan dua "drone ships".
"Jika semua indikator kunci dari program Amur diimplementasikan, kami berencana untuk menyediakan sebagian besar peluncuran komersial di kelas ringan dan menengah dengan roket baru kami," kata Alexander Bloshenko, direktur eksekutif Roscosmos, seperti dikutip Space.com pada Jumat (16/10/2020).
Rencana badan antariksa Negeri Beruang Merah itu akan memakan biaya tidak lebih dari 900 juta dolar Amerika Serikat (AS) dan diprediksi akan diluncurkan pertama kali pada 2026 dengan biaya per peluncuran sebesar 22 juta dolar AS.
SpaceX sendiri telah menguji prototipe awal Starship, kendaraan besar yang dapat digunakan kembali dan diyakini Elon Musk memiliki potensi untuk merevolusi penerbangan luar angkasa melalui biaya peluncuran yang sangat rendah.
Baca Juga: Channing Tatum Bakal Ambil Alih Tesla dan SpaceX dari Elon Musk