Atmosfer Eksoplanet Terpanas di Galaksi Dipenuhi Logam

Rabu, 14 Oktober 2020 | 11:00 WIB
Atmosfer Eksoplanet Terpanas di Galaksi Dipenuhi Logam
Ilustrasi eksoplanet. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para astronom menganalisis atmosfer di sebuah eksoplanet atau planet ekstrasurya yang berjarak 850 tahun cahaya, dengan menggunakan cahaya dari bintang yang diorbitnya. Bukan sembarang eksoplanet, ini adalah salah satu planet terpanas yang pernah ditemukan, dengan logam yang diidentifikasi mengambang di sekitar atmosfernya sebagai gas.

Disebut WASP-121b, eksoplanet ini masuk ke dalam kategori Jupiter panas karena merupakan planet raksasa gas yang sangat dekat dengan bintang induknya, sehingga suhunya menyaingi suhu bintang itu sendiri.

WASP-121b pertama kali ditemukan pada tahun 2015 dan memiliki massa 1,18 kali massa Jupiter dengan ukuran 1,81 kali ukuran Jupiter, serta mengorbit hanya sekitar 1,27 hari.

Dua tahun kemudian, WASP-121b menjadi eksoplanet pertama yang ditemukan air pada stratosfernya. Meski begitu, planet itu sangat tidak mungkin dapat dihuni karena panasnya yang ekstrem.

Baca Juga: Wow! Eksoplanet di Bimasakti Terdiri dari Berlian dan Batu

WASP-121b. [Wikipedia]
WASP-121b. [Wikipedia]

Sekarang, para ilmuwan mengamati WASP-121b lebih dekat dan menemukan sesuatu yang mengejutkan pada atmosfernya.

Memiliki suhu antara 2.500 dan 3.000 derajat Celcius, WASP-121b bukanlah eksoplanet terpanas yang pernah ditemukan. Tapi suhunya yang sangat panas membuat atmosfer planet seharusnya jauh lebih sederhana, di mana molekul kompleks seharusnya tidak dapat terbentuk dalam suhu setinggi itu.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa molekul yang mengandung vanadium logam langka dan kekurangan titanium, dapat menjelaskan spektrum dalam pengamatan atmosfer WASP-121b. Awalnya, penelitian itu dianggap tidak masuk akal. Tetapi para ahli benar-benar menemukan tanda-tanda logam tersebut.

"Studi sebelumnya mencoba menjelaskan pengamatan kompleks ini dengan teori yang tampaknya tidak masuk akal bagi saya. Tapi ternyata mereka benar. Yang mengejutkan saya, kami benar-benar menemukan tanda vanadium yang kuat dalam pengamatan," kata Jens Hoeijmakers, astronom dari Universities of Bern and Geneva di Swiss, seperti dikutip Science Alert, Rabu (14/10/2020).

Menganalisis atmosfer eksoplanet bukanlah hal yang mudah dilakukan. Para ilmuwan harus menunggu eksoplanet lewat di depan bintang induknya.

Baca Juga: Uni Emirat Arab Akan Luncurkan Misi Mars Pertama Minggu Depan

Panjang gelombang cahaya planet yang diserap dan ditingkatkan bergantung pada elemen yang ada di atmosfer planet. Jika pengamat mengambil spektrum panjang gelombang penuh, ini akan muncul sebagai garis absorpsi dan emisi.

Untuk mendapatkan spektrum yang kuat untuk WASP-121b, Hoejimakers dan timnya menggunakan tiga transit. Sebelumnya, diamati menggunakan instrumen spektograf HARPS pada teleskop La Silla milik European Southern Observatory dan memproses ulang datanya.

Para ahli menemukan koktail metalik yang menarik di atmosfer eksoplanet. Selain vanadium, tim mengidentifikasi tanda spektral besi, kromium, kalsium, natrium, magnesium, dan nikel.

"Semua logam menguap sebagai akibat dari suhu tinggi di WASP-121b. Ini menjelaskan bahwa atmosfer di WASP-121b sepenuhnya terdiri dari logam yang diuapkan," tambah Hoejimakers.

Dalam penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics, Jupiter panas adalah planet yang sangat misterius dan analisis atmosfer dapat membantu para ahli memahaminya.

Ilustrasi eksoplanet. [University of Bern]
Ilustrasi eksoplanet. [University of Bern]

Meski tidak tahu penyebab mengapa atau bagaimana eksoplanet semacam itu mengorbit sangat dekat dengan bintangnya, tetapi mempelajari apa yang ada di atmosfernya dapat membantu para ilmuwan mengetahui apakah itu terbentuk di sana atau bermigrasi ke dalam orbit yang lebih jauh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI