Suara.com - Para astronom menganalisis atmosfer di sebuah eksoplanet atau planet ekstrasurya yang berjarak 850 tahun cahaya, dengan menggunakan cahaya dari bintang yang diorbitnya. Bukan sembarang eksoplanet, ini adalah salah satu planet terpanas yang pernah ditemukan, dengan logam yang diidentifikasi mengambang di sekitar atmosfernya sebagai gas.
Disebut WASP-121b, eksoplanet ini masuk ke dalam kategori Jupiter panas karena merupakan planet raksasa gas yang sangat dekat dengan bintang induknya, sehingga suhunya menyaingi suhu bintang itu sendiri.
WASP-121b pertama kali ditemukan pada tahun 2015 dan memiliki massa 1,18 kali massa Jupiter dengan ukuran 1,81 kali ukuran Jupiter, serta mengorbit hanya sekitar 1,27 hari.
Dua tahun kemudian, WASP-121b menjadi eksoplanet pertama yang ditemukan air pada stratosfernya. Meski begitu, planet itu sangat tidak mungkin dapat dihuni karena panasnya yang ekstrem.
![WASP-121b. [Wikipedia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/14/22783-wasp-121b.jpg)
Sekarang, para ilmuwan mengamati WASP-121b lebih dekat dan menemukan sesuatu yang mengejutkan pada atmosfernya.
Memiliki suhu antara 2.500 dan 3.000 derajat Celcius, WASP-121b bukanlah eksoplanet terpanas yang pernah ditemukan. Tapi suhunya yang sangat panas membuat atmosfer planet seharusnya jauh lebih sederhana, di mana molekul kompleks seharusnya tidak dapat terbentuk dalam suhu setinggi itu.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa molekul yang mengandung vanadium logam langka dan kekurangan titanium, dapat menjelaskan spektrum dalam pengamatan atmosfer WASP-121b. Awalnya, penelitian itu dianggap tidak masuk akal. Tetapi para ahli benar-benar menemukan tanda-tanda logam tersebut.
"Studi sebelumnya mencoba menjelaskan pengamatan kompleks ini dengan teori yang tampaknya tidak masuk akal bagi saya. Tapi ternyata mereka benar. Yang mengejutkan saya, kami benar-benar menemukan tanda vanadium yang kuat dalam pengamatan," kata Jens Hoeijmakers, astronom dari Universities of Bern and Geneva di Swiss, seperti dikutip Science Alert, Rabu (14/10/2020).
Menganalisis atmosfer eksoplanet bukanlah hal yang mudah dilakukan. Para ilmuwan harus menunggu eksoplanet lewat di depan bintang induknya.
Baca Juga: Wow! Eksoplanet di Bimasakti Terdiri dari Berlian dan Batu
Panjang gelombang cahaya planet yang diserap dan ditingkatkan bergantung pada elemen yang ada di atmosfer planet. Jika pengamat mengambil spektrum panjang gelombang penuh, ini akan muncul sebagai garis absorpsi dan emisi.