"Kita bisa melihat bunga-bunga ini melambai dengan semua jenis sudut yang lentur. Cukup mengejutkan memiliki batang yang panjang dan ramping dengan begitu banyak fleksibilitas," kata Hummer.
Hummer percaya bahwa spikes itu fleksibel, sehingga dapat berputar dan memiliki peluang maksimum untuk menempel pada sel di saluran udara.
Fleksibilitas itu pun berarti bahwa spikes lebih rentan terhadap serangan dari antibodi. Molekul gula bertindak sebagai perisai spikes, berputar di sekitarnya, dan melindunginya dari antibodi.
Amaro pun menggunakan gambar tersebut untuk mencari tahu bagaimana virus Covid-19 menyebar. Ia membuat virus virtual pada superkomputer, di mana masing-masing terdiri dari setengah miliar atom.
![Penampakan virus corona. [Dailymail/@Lorenzo Catalino]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/12/69399-penampakan-virus-corona.jpg)
Komputer dapat mensimulasikan pergerakan virus setiap femtosecond. Dengan kata lain, sepersejuta dari satu miliar detik.
Ketika seseorang terinfeksi Covid-19 menghembuskan napas, berbicara, atau batuk, orang tersebut melepaskan tetesan kecil air yang sarat dengan virus. Sayangnya, tidak jelas berapa lama Covid-19 dapat bertahan dalam tetesan ini.
Amaro dan timnya berencana membuat tetesan ini, hingga ke molekul air masing-masing di komputernya. Ia akan menambahkan virus dan melihat apa yang terjadi.
Para ilmuwan sangat terbantu dengan citra baru yang diyakini akan memungkinkan para ahli menilai bagaimana virus mengendalikan proses biologis manusia dan memblokirnya.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Negara Ini Disebut Telah Berhasil Atasi Covid-19