Mencegah Hoaks, Twitter Batasi Fitur Retweet

Minggu, 11 Oktober 2020 | 17:12 WIB
Mencegah Hoaks, Twitter Batasi Fitur Retweet
Ilustrasi Twitter. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Retweet adalah salah satu fitur yang biasa digunakan pengguna media sosial Twitter untuk membagikan ulang sebuah cuitan. 

Namun terkadang banyak informasi yang dibagikan melalui fitur tersebut merupakan informasi yang salah atau hoaks. 

Hal ini lantas menyebabkan spekulasi, rumor, hingga membuat banyak orang resah karena berita hoaks ini.

Dilansir dari laman The Verge, Twitter berharap dapat berperan dalam menerangi informasi yang salah menjelang pemilu.

Baca Juga: Tolak UU Cipta Kerja di Dunia Maya, Publik Serukan Gerakan Blokir Jokowi

Salah satu hal yang mereka rencanakan adalah menempatkan beberapa pembatasan untuk fiitur retweet yang ada di Twitter.

Ilustrasi Twitter. (Unsplash/Sara Kurfeß)
Ilustrasi Twitter. (Unsplash/Sara Kurfeß)

Menurut Twitter, setiap kali pengguna mencoba me-retweet sebuah posting mereka didorong untuk menambahkan komentar untuk memberikan konteks lebih banyak pada posting tersebut daripada hanya me-retweet secara membabi buta.

Perusahaan Twitter mencatat ''Meskipun ini menambah beberapa gesekan ekstra bagi mereka yang hanya ingin me-Retweet, kami berharap ini akann mendorong semua orang untuk tidak hanya mempertimbangkan mengapa mereka memperkuat Tweet, tetapi juga meningkatkan kemungkinan orang menambahkan pemikiran, reaksi dan perspektif percakapan.''

Hal ini adalah tindakan sementara yang akan mereka lakukan mulai tanggal 20 Oktober hingga akhir pemilihan, tetapi siapa bilang itu tidak akan menjadi fitur permanen.

Platform seperti WhatsApp memperkenalakn fitur serupa di mana mereka membatasi berapa kali pesan dapat diteruskan untuk membantu mencegah penyebaran informasi yang salah, namun sejauh ini nampaknya terbilang sukses sehingga mungkin saja Twitter tertarik untuk menjadikannya fitur andalan di media sosial Twitter. 

Baca Juga: Terima 4.778 Kasus, Hoaks dan Hate Speech Masuk Aduan ke Komnas HAM

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI