Suara.com - Realme Indonesia mengaku pihaknya tidak khawatir HP buatannya di Indonesia akan diblokir oleh operator karena kapasitas mesin CEIR (Central Equipment Identity Register) - tempat pemerintah menyimpan nomor IMEI HP yang dijual di Indonesia, sudah penuh.
Direktur Pemasaran Realme Indonesia, Palson Yi, mengatakan pihaknya telah mengkomunikasikan masalah ini dengan pemerintah dan telah memperoleh kepastian bahwa tidak ada produknya yang masuk secara legal di Indonesia akan terblokir karena masalah mesin CEIR.
"Kabar ini kami sudah dengar dan kami sudah berkomunikasi dengan pemerintah," Kata Palson dalam sebuah diskusi online di Jakarta, Jumat (9/10/2020).
"Produk kami tidak memiliki risiko dan tidak ada produk kami yang terdampak oleh masalah ini. Pelanggan juga belum ada yang menyampaikan keluhan," lanjut Paslon.
Baca Juga: Pangsa Pasar Terus Naik, Realme Targetkan Masuk 3 Besar di Indonesia
Sejak pekan lalu telah diwartakan bahwa kapasitas mesin CEIR milik Kementerian Perindustrian sudah penuh dan tak lagi bisa menampung nomor-nomor IMEI HP baru. Alhasil beberapa merek, termasuk Asus, mengatakan bahwa ada produk mereka yang kini diblokir meski masuk Indonesia secara legal.
Mesin CEIR dioperasikan oleh Kemenperin untuk menyimpan kode IMEI ponsel yang dijual di Indonesia. Mesin ini merupakan bagian dari implementasi Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No 1 Tahun 2020 tentang Pengendalian Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang Tersambung ke Jaringan Bergerak Seluler Melalui IMEI.
Regulasi ini mengatur bahwa HP yang masuk secara ilegal ke Indonesia akan diblokir oleh operator seluler sehingga tak bisa digunakan. Mekanisme blokir itu memanfaatkan kode IMEI yang disimpan pemerintah di CEIR dan HP yang IMEI-nya tak terdaftarkan akan diblokir.