Suara.com - Ribuan gurita mati, bintang laut, dan makhluk laut lainnya baru-baru ini terdampar di pantai semenanjung Rusia yang terpencil di Kamchatka.
Perairan yang biasanya murni di sekitar Kamchatka telah berubah warna dan menimbulkan bau aneh, kata penduduk setempat. Para peselancar mengatakan, air membuat mata mereka sedikit terbakar.
Ternyata terjadi polusi tak dikenal mungkin telah menumpahkan banyak bahan kimia beracun ke dalam air, menurut laporan berita terbaru, dilansir dari Live Science, Kamis (8/10/2020).
Setelah laporan dari peselancar dan penduduk setempat muncul, penyelam mengonfirmasi kematian massal yang meluas, dan Greenpeace Rusia menyebutnya sebagai "bencana ekologi," menurut The Guardian.
Baca Juga: Salahkan Rusia, Editor Media Online Bakar Diri Hingga Tewas
Foto dan video yang beredar luas dari makhluk yang mati itu, memicu protes dari publik dan spekulasi dari outlet berita lokal tentang apa yang bisa menyebabkannya, Live Science mengutip CBS News. Polusi tersebut tampaknya sangat berdampak pada makhluk laut yang hidup di dasar laut, memusnahkan sebanyak 95 persen dari mereka di Teluk Avacha Kamchatka, Ivan Usatov, seorang peneliti di Kronotsky Reserve dan Institut Geografi Pasifik Kamchatka Gov Vladimir Solodov, menurut situs web pemerintah Kamchatka.
Usatov dan peneliti lain mempelajari daerah sekitar Teluk Avacha dengan mengambil sampel dan menyelam ke dasar laut.
"Beberapa ikan besar, udang, kepiting bertahan hidup, tetapi dalam jumlah yang sangat kecil. Namun kondisi mamalia laut dan burung normal. Di pantai juga tidak ditemukan emisi hewan laut besar mati, burung," kata Usatov.
Kemungkinan kejadian ini sangat mengganggu rantai makanan karena hewan yang memakan makhluk yang tinggal di bawah juga akan mati, kata para peneliti.
Pekan lalu, para pejabat menyalahkan sejumlah hewan yang mati karena cuaca badai. Tetapi analisis sampel air baru-baru ini mengungkapkan bahwa air itu terkontaminasi dengan sejumlah zat yang berpotensi berbahaya. Sampel tersebut mengandung produk minyak bumi, beberapa di antaranya berada pada level empat kali di atas normal, Aleksei Kumarkov, penjabat Menteri Sumber Daya Alam dan Ekologi kawasan itu mengatakan, menurut CBS News.
Baca Juga: Ngeri! Jurnalis Perempuan Tewas Bakar Diri di Depan Kantor Kemendagri