Peringatan! Masker Tidak Berfungsi saat Hujan

Rabu, 07 Oktober 2020 | 11:30 WIB
Peringatan! Masker Tidak Berfungsi saat Hujan
Ilustrasi seorang perempuan mengenakan masker kain. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang mantan pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mendesak orang-orang untuk mengganti masker wajah jika basah, karena kelembapan sehingga dapat membuat masker menjadi keropos.

Artinya, masker wajah tidak berfungsi saat hujan karena masker basah, kurang efektif dalam mengurangi jumlah penyaringan virus dan air membatasi aliran udara.

Profesor Tim Spector memperingatkan pemerintah bahwa masyarakat tidak menyadari risiko yang terkait dengan masker wajah yang basah.

Peringatan itu datang saat Inggris telah memasuki musim gugur, dengan perkiraan adanya curah hujan dan badai.

Baca Juga: Perbanyak Jumlah Tes Covid-19 Harian, Turki Dapat Pujian dari WHO

Ilustrasi masker kain buatan sendiri. [Shutterstock]
Ilustrasi masker kain buatan sendiri. [Shutterstock]

Mantan pejabat di program kanker WHO, Karol Sikora, pun setuju dan mengatakan bahwa semua jenis masker wajah pada dasarnya rentan dalam cuaca lembab.

"Saya pikir masyarakat umumnya kurang memiliki pengetahuan atau panduan tentang masalah ini. Mereka harus diberi nasehat yang jelas oleh pihak berwenang, terutama mengingat saat ini hujan deras," kata Sikora, seperti dikutip Dailymail, Rabu (7/10/2020).

Di sisi lain, Dr Simon Clarke dari University of Reading menyamakan masker yang lembab dengan saputangan kotor yang diikatkan ke wajah.

Selain karena hujan, peringatan tersebut juga berlaku untuk masker yang basah karena kelembapan dari napas.

Dr Clarke mengatakan bahwa masker wajah yang terbuat dari kain, harus dibuat dari bahan yang ditenun serapat mungkin untuk mencegah tetesan keluar saat pengguna berbicara atau batuk.

Baca Juga: Duh! Bukannya Bawa Masker, Pemuda Ini Malah Bawa Pil Exymer

Jika masker menjadi lembab karena uap air dari napas penggunanya atau akibat batuk dan bersin, itu menjadi pertanda bahwa pengguna harus mengganti maskernya.

"Bergantung pada seberapa basah bahannya, mungkin ada dampak pada ukuran lubang di kain, baik itu akan membuatnya terlalu besar untuk mencegah tetesan masuk atau keluar, atau terlalu sempit untuk memungkinkan pemakai bernapas dengan benar," ucap Dr Clarke.

The Nursing Times melaporkan, ini juga mengalami peningkatan resistensi terhadap aliran udara dan karena itu kurang efisien dalam menyaring bakteri dan meningkatkan ventilasi.

WHO tampaknya mendukung peringatan tersebut dengan menyatakan secara online bahwa semua masker harus diganti jika basah atau tampak kotor.

"Masker yang basah tidak boleh dipakai untuk waktu yang lama. Ganti masker segera jika lembab dengan masker baru yang bersih dan kering," tulis WHO.

Ilustrasi seorang perempuan berkacamata mengenakan masker. [Shutterstock]
Ilustrasi seorang perempuan berkacamata mengenakan masker. [Shutterstock]

Ilmuwan lain menambahkan, pendapat untuk menyerukan kepada pemerintah agar risiko penggunaan masker wajah yang basah disosialisasikan kepada publik secara jelas.

Panduan yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial, memberi tahu orang-orang untuk mengganti masker wajah jika menjadi lebab atau jika pengguna menyentuhnya.

Bukti anekdotal menunjukkan ada kesadaran yang rendah tentang hal ini, dengan banyak orang yang tidak mengganti masker wajah selama cuaca lembab atau hujan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI