Suara.com - Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat berencana akan mengirim manusia ke luar angkasa dan mendirikan pangkalan Bulan yang dikelola oleh robot.
Rencana ini dikonfirmasi pemimpin Komando Luar Angkasa Ameirka Serikat John Shaw, dalam konferensi Angkatan Udara dan mengatakan bahwa ia melihat tentara luar angkasa sebagai bagian dari rencana masa depan militer.
"Pada titik tertentu, ya kami akan menempatkan manusia ke luar angkasa. Mereka mungkin mengoperasikan pusat komando di suatu tempat di lingkungan Bulan atau tempat lain, di mana kami terus mengoperasikan arsitektur yang sebagian besar otonom," kata Shaw, seperti dikutip The Sun, Rabu (7/10/2020).
Komentar tersebut muncul beberapa hari setelah Angkatan Luar Angkasa AS berkolaborasi dengan NASA pada beberapa tujuan, termasuk penerbangan luar angkasa manusia dan pertahanan planet.
Baca Juga: Taiwan Kembangkan Robot yang Mampu Lakukan Ribuan Tes Covid-19 Setiap Hari
Mayor Jenderal Shaw mengakui bahwa meski Angkatan Luar Angkasa berencana untuk menempatkan pasukan di orbit, rencana itu masih jauh dari kata realisasi.
"Pertama, luar angkasa tidak sepenuhnya bisa dihuni oleh manusia. Kami telah mempelajarinya sejak masa awal luar angkasa kami dan yang kedua adalah kami semakin mahir dalam hal robotika di luar angkasa," tambah Shaw.
Ia menambahkan bahwa robot mungkin lebih baik ditempatkan untuk misi luar angkasa di masa depan, alih-alih mengirim pasukan ke pangkalan Bulan.
"Kami akan memiliki banyak sekali sistem otomatis dan otonom yang beroperasi di orbit Bumi dan Bulan serta orbit Matahari pada tahun-tahun mendatang yang melakukan aktivitas keamanan nasional," ucap Shaw.
Angkatan Luar Angkasa merupakan cabang militer baru yang didedikasikan untuk perang luar angkasa dan didirikan secara resmi pada Desember 2019 serta dinas militer baru pertama sejak Angkatan Udara diluncurkan pada tahun 1947.
Baca Juga: ITS 'Mengutus' Robot RAISA Bantu RSI Surabaya Tangani Pasien Covid-19
Sebanyak 16.000 orang yang membentuk Angkatan Luar Angkasa secara teknis adalah bagian dari Angkatan Udara, yang sebelumnya mengawasi operasi ofensif di luar angkasa. Presiden Donald Trump telah memperjelas bahwa dia melihat layanan baru itu penting untuk masa depan pertahanan Amerika.
Angkatan Luar Angkasa mengumumkan pada Mei bahwa mereka sedang membangun regu elit tentara astronot yang "mematikan" dalam "perang orbital". Kader pejuang antariksa akan melindungi kepentingan Amerika Serikat di luar angkasa dan mencegah agresi di, dari, dan ke luar angkasa.
Meski begitu, tidak sepenuhnya jelas ancaman apa yang dilatih oleh pasukan untuk dinetralkan. Salah satu kemungkinannya adalah satelit atau pesawat luar angkasa yang dirancang untuk menangkap probe mata-mata Amerika Serikat di orbit Bumi.