Ledakan Beirut Termasuk Ledakan Non-nuklir Terbesar di Dunia

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 06 Oktober 2020 | 17:24 WIB
Ledakan Beirut Termasuk Ledakan Non-nuklir Terbesar di Dunia
Suasana pelabuhan Beirut setelah terjadinya ledakan dahsyat pada Selasa (4/8/2020). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ledakan Beirut, Lebanon pada 4 Agustus 2020 kemarin merupakan salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah dan yang energinya setara dengan listrik yang diperlukan lebih dari 100 rumah tangga dalam setahun.

Sebuah studi yang digelar para ilmuwan di University of Sheffield, Inggris dan diterbitkan di jurnal Shock Waves menemukan bahwa ledakan di Pelabuhan Beirut itu setara dengan dengan energi yang dihasilkan 500 - 1100 ton TNT atau sekitar 1/20 dari bom atom Hiroshima pada 6 Agustus 1945.

Ledakan itu juga melepaskan energi sekitar 1 GWh, atau setara dengan energi yang dihasilkan oleh 3 juta panel surya atau 400 turbin pembangkit listrik tenaga angin.

Hasil analisis ini diambil setelah para ilmuwan menganalisis video-video ledakan di Beirut yang diunggah ke media sosial. Dari video itu dipelajari besarnya ledakan dan gelombang kejut yang menyebar ke seluruh kota.

Baca Juga: Satu Bulan Usai Ledakan Besar, Pelabuhan Beirut Kembali Terbakar

"Bencana yang terjadi di Beirut musim panas ini sangat mengerikan dan semoga tak terjadi lagi di masa depan. Ini sangat luar biasa karena belum pernah sebelumnya ledakan sebesar itu terekam dengan baik," kata Sam Rigby, pengajar senior University of Sheffield sekaligus peneliti dalam studi ini.

Diharapkan studi tentang ledakan Beirut ini bisa memberikan informasi lebih akurat soal ledakan yang menelan 200 korban jiwa dan ribuan cedera itu dan membantu pihak terkait menggelar operasi penyelamatan jika terjadi bencana serupa di masa depan.

"Setelah melihat rekaman-rekaman peristiwa itu, kami ingin menggunakan keahlian kami dalam dalam bidang rekayasa ledakan untuk memahami insiden yang terjadi di Beirut dan untuk menyediakan informasi yang bisa dimanfaatkan untuk mempersiapkan diri jika ledakan seperti itu terjadi lagi di masa depan," pungkas Rigby.

REKOMENDASI

TERKINI