Wow! 2.500 Spesies Asing Baru Akan Muncul di Eropa pada 2050

Sabtu, 03 Oktober 2020 | 14:30 WIB
Wow! 2.500 Spesies Asing Baru Akan Muncul di Eropa pada 2050
Rakun. [Yannick Menard/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penelitian terbaru memperkirakan, sekitar 2.500 spesies tanaman dan hewan asing baru, termasuk rakun dan lobster amerika akan muncul di Eropa pada 2050.

Pakar dari University College London yakin, jumlah spesies non-asli di seluruh dunia dapat meningkat 36 persen pada pertengahan abad, dibandingkan dengan 2005.

Penelitian ini diterbitkan di jurnal Global Change Biology, tim tersebut mengatakan, peningkatan akan terlihat terutama pada serangga, artropoda, dan burung.

Di Eropa, pendatang baru akan meningkat untuk semua kelompok tumbuhan dan hewan kecuali mamalia. Tim ahli di balik penelitian ini mengatakan, rakun adalah risiko khusus bagi Inggris jika hewan itu datang karena menjadi predator bagi berbagai spesies hewan Inggris.

Baca Juga: Pewaris Gen Neanderthal Berisiko Lebih Tinggi Terinfeksi Covid-19 Parah

Ilustrasi burung migrasi. [Emmanuel Dunand/AFP]
Ilustrasi burung migrasi. [Emmanuel Dunand/AFP]

Para ilmuwan mengatakan, memberlakukan peraturan keamanan hayati yang lebih ketat dan batasan pada perdagangan internasional dapat membantu mengurangi jumlah spesies invasif.

Katalog global lengkap terbaru dari spesies non-asli berlangsung pada 2005, di mana lebih dari 35.000 tumbuhan, serangga, dan hewan telah tercatat.

Seorang profesor di University College London, Tim Blackburn, mempelajari ancaman dari spesies non-asli pada ekosistem dan melihat ancaman di masa depan.

Meskipun penelitian baru ini tidak berfokus pada spesies individu, penelitian sebelumnya oleh Blackburn dan rekannya melihat spesies yang menimbulkan ancaman.

Sebelumnya pada 2014, Blackburn dan rekannya mengamati 500 potensi kedatangan dan menemukan 93 di antaranya menimbulkan risiko sedang bagi satwa liar asli.

Baca Juga: Penelitian Terbaru, Asi Dapat Lindungi Bayi dari Infeksi Covid-19?

"Saya akan mengatakan bahwa kita dapat melihat lusinan hewan asing baru tiba di sini pada tahun 2050, kemungkinan ratusan, terutama jika biosecurity tidak diperketat," kata Blackburn, seperti dikutip Dailymail, Sabtu (3/10/2020).

Untuk penelitian baru, tim ahli di Inggris mengembangkan model matematika untuk menghitung berapa banyak lagi tumbuhan dan hewan non-asli yang akan datang pada 2050.

Model tersebut didasarkan pada perkiraan ukuran kumpulan sumber dan dinamika invasi historis. Spesies non-asli atau "alien" adalah spesies yang telah dipindahkan ke seluruh dunia ke tempat di mana spesies itu tidak muncul secara alami.

Beberapa spesies ini menjadi invasif, seperti udang karang dan tupai abu-abu di Inggris yang telah menyebabkan kerusakan ekosistem dan mematikan spesies asli.

Hewan tersebut pun memakan banyak dana untuk pembersihan. Spesies invasif merugikan ekonomi Inggris 1,7 miliar pound sterling setiap tahun dengan 116 juta poundsterling, dihabiskan untuk menangani knotweed Jepang.

Tupai merah. [Shutterstock]
Tupai merah. [Shutterstock]

Blackburn mengatakan, spesies ini akan terus ditambahkan ke ekosistem dengan kecepatan tinggi selama beberapa dekade mendatang. Ada sejumlah spesies yang sangat dikhawatirkan oleh para ahli, termasuk rakun yang sudah ada di Eropa dan lobster Amerika.

"Ini berpotensi untuk kawin silang dengan lobster asli tetapi juga diketahui membawa penyakit bakteri yang mematikan spesies asli kami," tambah Blackburn.

Burung juga menimbulkan risiko besar bagi ekosistem Inggris, tim menemukan burung Sacred Ibis adalah predator dengan potensi serius mengancam burung dan amfibi asli.

"Ini mengkhawatirkan karena ini dapat berkontribusi pada perubahan dan kepunahan keanekaragaman hayati yang berbahaya," jelas Blackburn.

Berdasarkan temuan ahli, Blackburn mengatakan rata-rata sekitar 1.200 spesies baru diharapkan muncul di masing-masing dari delapan wilayah pada pertengahan abad ini.

Itu mencakup Afrika, Asia sedang, Asia tropis, Australia, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Kepulauan Pasifik, dengan peningkatan terbesar diperkirakan terjadi di Eropa.

Penulis utama penelitian Dr Hanno Seebens dari Senckenberg Biodiversity and Climate Research Center di Jerman mengatakan, ilmuwan tidak akan pernah sepenuhnya mencegah masuknya spesies asing karena akan memerlukan pembatasan ketat dalam perdagangan internasional.

"Namun, peraturan yang lebih ketat dan penegakannya yang ketat dapat sangat memperlambat aliran spesies baru," kata Seebens.

Kerajaan Burung Pulau Rambut yang terletak di Gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta. [AWC]
Ilustrasi populasi burung. [AWC]

Tidak ada perlambatan dalam penyebaran spesies asing yang terlihat karena perdagangan dan transportasi global, diperkirakan akan meningkat dalam beberapa dekade mendatang, yang memungkinkan banyak spesies asing menyusup ke habitat baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI