Peneliti Kembangkan Tes Peringatan Dini Kasus Covid-19, Hanya 20 Menit!

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 26 September 2020 | 15:15 WIB
Peneliti Kembangkan Tes Peringatan Dini Kasus Covid-19, Hanya 20 Menit!
Ilustrasi alat tes Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti Jepang mengembangkan tes darah yang menurut mereka bisa saja dijadikan sebagai sistem peringatan dini kasus Covid-19 parah. Mereka juga mengerahkan 500 mesin prototipe untuk menguji keampuhannya secara nasional.

Peneliti dari Pusat Nasional Medis dan Kesehatan Global yang sebelumnya menguji lima senyawa dalam darah 28 pasien, menemukan bahwa pembacaan serum CCL17 yang rendah menjadi prediksi dari infeksi serius Covid-19.

Hasil itu menunjukkan bahwa tes awal untuk serum dapat membantu menentukan pasien mana yang memerlukan rawat inap rumah sakit, katanya melalui dokumen yang dirilis September ini.

"Jika CCL17 lebih kecil dari 100 pikogram per milimeter, kemudian kami meminta mereka untuk dirawat inap, namun jika di atas dari 400, pasien dapat tinggal di hotel atau rumah mereka dan diperiksa setiap tiga hari," kata kepala peneliti Masaya Sugiyama dilansir laman Antara, Sabtu (26/9/2020).

Baca Juga: Jurnal Ilmiah Nature Sebut 4 Poin dari Riset Tsunami 20 Meter, Ini Isinya

Ilustrasi laboratorium. (Pixabay)
Ilustrasi laboratorium. (Pixabay)

Menurutnya, data lain diperlukan guna memastikan hasil dari riset mikro tersebut, kata Sugiyama. Namun, sejak uji coba 28 pasien, kelompok tersebut telah bermitra dengan sebuah perusahaan Jepang untuk mengembangkan mesin uji prototipe untuk serum.

Hampir 500 perangkat kini digunakan di negara tersebut, yang memberikan hasilnya dalam waktu 20 menit.

Kelompok peneliti bersiap mencari persetujuan regulasi untuk perangkat tersebut di Jepang dan sedang memeriksa opsi lisensi dan ekspor untuk pasaran di luar negeri, menurut Sugiyama, yang menolak menyebutkan nama perusahaan yang dimaksud.

"Siapa yang akan berkembang menjadi (potensi) kasus kematian atau mereka yang tanpa gejala sangat penting untuk diklarifikasi. Metode ini akan tersedia di seluruh dunia, dan jika mereka mengujinya, maka (penentuan) akan sangat mudah dipahami," pungkasnya.

Baca Juga: Fasih Berbahasa Jepang, Tukang Bubur Ini Akui Belajar Otodidak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI