Jam di New York Ini Bisa Prediksi Sisa Waktu Cegah Bencana Iklim?

Jum'at, 25 September 2020 | 13:00 WIB
Jam di New York Ini Bisa Prediksi Sisa Waktu Cegah Bencana Iklim?
Ilustrasi perubahan iklim. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perubahan iklim telah menjadi masalah global. Seniman Gan Golan dan Andrew Boyd, ingin dunia menyadari bahwa manusia hanya memiliki sisa waktu sedikit, untuk mencegah bencana iklim di seluruh Bumi.

Keduanya membuat Jam Iklim (Climate Clock) setinggi sepuluh lantai di Union Square Manhattan, New York. Jam menampilkan dua angka. Pada 17 September, jam mulai menghitung mundur dari tujuh tahun, 103 hari, 15 jam, 40 menit, dan tujuh detik, ditampilkan dengan warna merah.

Jika emisi gas rumah kaca terus berlanjut pada kecepatan saat ini, maka ketuka waktu yang ditunjukan jam habis, suhu global rata-rata diprediksi secara permanen mencapai 2,7 derajat Fahrenheit. Perhitungan tersebut berasal dari Mercator Research Institute on Global Commons and Climate Change di Berlin.

Jam tersebut juga menunjukkan nilai persentase dalam warna hijau, yang merupakan sebagian kecil energi yang dihasilkan dengan sumber terbarukan, disebut Golan dan Boyd sebagai garis hidup.

Jam Iklim. [Climateclockworld.com]
Jam Iklim. [Climateclockworld.com]

"Sederhananya, kita perlu mendapatkan garis hidup kita hingga 100 persen sebelum tenggat waktu kita mencapai nol," tulis Golan dan Boyd di situs web Climate Clock, seperti dikutip Smithsonian Magazine, Jumat (25/9/2020).

Menurut laporan NASA, sekitar seperlima manusia telah menghadapi setidaknya satu musim dengan suhu rata-rata 2,7 derajat Fahrenheit di atas tingkat pra-industri.

Tetapi jika suhu rata-rata seluruh Bumi melewati ambang itu, maka manusia mungkin menghadapi gelombang panas yang parah, kekeringan, dan badai yang semakin ekstrem.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah memperingatkan perubahan global seperti hilangnya terumbu karang dan es laut yang runtuh. Hitungan mundur jam iklim ini juga menunjukkan bahwa orang-orang masih memiliki kesempatan untuk bertindak.

"Ini bukan jam kiamat. Ini memberi tahu kita bahwa masih ada waktu, tetapi kita tidak bisa menyia-nyiakannya. Setiap jam, setiap menit, setiap detik, penting," ucap Golan kepada Washington Post.

Baca Juga: Perangi Kebakaran Hutan, Kota Oregon Rekrut Pasukan Kambing

Jam Iklim di Kota New York akan tetap ditampilkan hingga 27 September, memperingati akhir dari Pekan Iklim kota.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI