Pemerintah Targetkan Emisi Gas Rumah Kaca Turun 834 Juta Ton pada 2030

Jum'at, 25 September 2020 | 09:00 WIB
Pemerintah Targetkan Emisi Gas Rumah Kaca Turun 834 Juta Ton pada 2030
Emisi rumah kaca. [Marcinjozwiak/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Indonesia menargetkan pada 2030 nanti, jumlah emisi gas rumah kaca turun 29 persen atau setara 834 juta ton.

Hal ini disampaikan Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dr. Ir. Hariyanto dalam webinar bertajuk New Energy Nexus Indonesia yang dihelat Kamis (24/9/2020).

“Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030 atau setara dengan 834 juta ton," papar Hariyanto.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah bersama pihak swasta mengupayakan adanya transisi energi konvensional yang tak ramah lingkungan menjadi Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

Baca Juga: Jokowi sebut Indonesia Komitmen Turunkan Emisi 26 Persen di 2030

Emisi rumah kaca. [James Orr/Unsplash]
Emisi rumah kaca. [James Orr/Unsplash]

"Sektor emisi sendiri menyumbang sekitar 50 persen atau 314 juta ton, salah satu upaya (penurunannya) melalui pemanfaatan energi tebarukan. Investasi energi terbarukan harus ditingkatkan secara masif guna mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca tersebut,” imbuhnya.

Di sisi lain, Hariyanto menaruh harapan besar kepada generasi muda untuk mengembangkan teknologi yang berbasis pada EBT. Salah satu upaya yang sedang dilakukan adalah dengan menggelar hackathon [Re]energize Indonesia, bersama Nexus untuk mencari bibit potensial yang bisa berinovasi untuk menjadikan Indonesia yang lebih ramah lingkungan.

“Target bahwa pemerintah harus menurunkan emisi, bisa menjadi kesempatan, bagi hackathon untuk menjadi langkah rekomendasi terkait model bisnis EBT yang lahir dari pemuda Indonesia, startup, maupun pengusaha. Mereka juga bisa mulai melibatkan diri untuk menguraikan solusi EBT,” ucapnya.

Hackathon yang digelar bersifat umum, asalkan peserta merupakan WNI. Nantinya, peserta yang terpilih akan mengikuti inkubasi dan dibimbing oleh pemerintah dan Nexus untuk mengimplementasikan teknologi mereka. Tak hanya itu, pemenang hackathon akan meraih total hadiah sebesar Rp 100 juta dan mendapatkan akses ke program Smart Energy Incubation and Acceleration, yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan startup energi pintar dan terbarukan.

“Kami memiliki visi untuk mendorong terbentuknya perekonomian berbasis energi bersih dan terbarukan yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat," tutup Diyanto Imam, Direktur Program New Energy Nexus Indonesia.

Baca Juga: Kabar Baik, Emisi Gas Rumah Kaca Turun 17 Persen karena Pandemi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI